Azab Kubur Yang Menakutkan Cerita Positif Dari Jordan

Ridhmedia
04/07/14, 19:42 WIB


Sepasang perempuan muda sedang duduk duduk pada sebuah kafetaria di hotel berbintang lima, dengan pemandangan “Laut Mati” (Dead Sea), sekitar 40 km dari kota Amman Ibu kota Jordan, hotel itu terletak sangat bersahabat dengan perbatasan Israel, mereka sedang menikmati “Tequilla”, itulah salah satu jenis minuman keras yang paling umum disana.Ketika dalam perjalanan pulang, keduanya menyaksikan seorang perempuan yang tergeletak di tengah jalan, keadaannya sangat mengerikan, perempuan itu sangat dikenal oleh keduanya, seorang PSK yang selalu mabuk dari hasil kerjaannya, perempuan itu tergeletak di tengah jalan dalam keadaan tak bernyawa, perutnya yang buncit dan menonjol menawarkan bahwa ia sedang hamil bau tanah telah pecah, sedangkan dilehernya masih tergantung termos besi yang berisi arak.

Wanita itu tewas disebabkan menyeberang dalam keadaan mabuk. Tubuhnya yang kurus dengan perut yang buncit itu dihantam sebuah truk peti kemas hingga terlempar. Belum cukup hantaman truk besar itu melandanya, badan perempuan itu bagaikan panah lepas dari busurnya menghantam tebing karang disamping jalan. Lalu badan penuh dosa itu terhempas di kerikil tajam di teras jalan.

Tulang kepalanya remuk, sebagian kulit kepala dan rambutnya masih melekat di tebing karang. Paha kanannya sudah terpisah dari tubuhnya. Perutnya robek serta kepala bayi kecil tersembul dari perut ibunya yang bermandikan darah dan arak yang berasal dari termos yang penyok sekaligus meremukkan tulang rusuknya, bayi itu masih tampak bergerak-gerak, terkejang- kejang, kemudian membisu untuk selamanya. Pemandangan angker itu menciptakan kedua perempuan itu pucat pasi dan jatuh pingsan.

Keesokan harinya kedua perempuan itu saling bertemu di sebuah Mall di Pusat kota Amman, akan tetapi yang satu sudah jauh berubah, ia telah mengenakan jilbab lengkap, wajahnya sudah memancarkan cahaya tobat, dan kelopak matanya membengkak lantaran banyak menangis. Wanita kedua tampak kaget, “Hei…apa saya tak salah lihat?” serunya dengan pandangan keheranan.

Wanita pertama hanya menunduk dan berkata lirih, “Aku telah kembali pada bimbingan Tuhanku, saya takut dan aib padaNya, saya jijik terhadap diriku, saya rindu pada keindahan, saya rindu pada kesucian, saya rindu pada kemuliaan, hanya Tuhanku yang mau mema’afkanku, hanya Tuhanku yang sanggup memuliakanku, hanya Tuhanku yang sanggup menyucikanku…” Belum selesai ia berbicara perempuan kedua sudah berlalu dari hadapannya.

Tiga bulan berlalu tanpa terasa, kedua perempuan itu sudah tak pernah bekerjasama lagi, perempuan pertama sedang asyik menikmati cahaya ayat-ayat Allah, ia duduk di bangku kayu di beranda rumahnya, melewatkan sore harinya bersama Al- Qur’an, yang dahulu sore harinya ia habiskan bersama Tequilla.

Tiba tiba Ponselnya berbunyi seakan hendak memutus kenikmatannya, tetapi ia enggan memutus ngajinya, ia biarkan selular itu berbunyi, berhenti dan berbunyi lagi, kemudian berhenti dan berbunyi lagi, jadinya dengan sangat berat ia menghentikan bacaan Al- Qur’annya dan menjawab telepon, ternyata si penelepon yaitu temannya yang sudah tiga bulan tak pernah mau bekerjasama dengannya.

Temannya berkata lirih, “Bagaimana sih caranya bertobat..?” Dengan bangga perempuan shalihah itu menjelaskan cara cara shalat, membaca Al- Qur’an dan ibadah-ibadah Indah lainnya.

Tetapi temannya terdiam dan berkata dengan berat, “Sholat..?, pake jilbab..?, aduh malas ah, saya berat melakukannya. Tapi…., saya butuh ketenangan.” Wanita shalihah itu berusaha meyakinkan bahwa Ibadah dengan diawali tobat yaitu ketenangan yang sangat indah. Namun temannya memang kepala batu, seraya berkata, “ngga deh.., saya belum mau jadi biarawati..!”, seraya memutus relasi teleponnya.

Tiga hari kemudian perempuan shalihah itu menerima kabar bahwa temannya telah menemui ajalnya. Lalu ia bergegas untuk melayat ke rumah temannya dan ternyata mayit telah menuju pusara untuk dimakamkan.

Sesampainya ia dirumah temannya ia bertemu ibu dari temannya tersebut yang juga terlambat, lantaran tiba dari luar kota. Ibu itu tergopoh- gopoh menuju pusara anak perempuannya didampingi si perempuan shalihah. Ketika tiba ternyata penguburan telah selesai. Si ibu berteriak menjerit-jerit, ia menjambak rambut dan merobek bajunya memaksa untuk melihat mayit anaknya terakhir kali.

Penguburan dan talqin sudah usai, namun undangan ibu menciptakan para hadirin menjadi bingung. Mereka berusaha menyabarkan Sang ibu, namun ibu itu terus memaksa dengan terus merobeki bajunya. Akhirnya permintaannya pun dengan berat diterima, kuburan itu di gali lagi atas undangan keluarganya.

Penggalipun dengan cepat menggali pusara itu. Namun saat hingga pada kayu epilog mayat, ternyata kayu kayu itu sudah hancur. Mereka menyingkirkan kayu kayu itu dengan penasaran… semua wajah melongokkan pandangannya ke liang kubur. Lalu kayu-kayu hancur itu pun disingkirkan dengan hati-hati, maka terlihatlah pemandangan yang sangat mengerikan.

Kain kafan epilog mayat itu sudah hancur berserakan, mayat perempuan itu hangus terbakar, rambutnya kaku bagaikan jeruji besi, hampir seolah-olah sapu ijuk, kedua bola matanya berada dipipinya dalam keadaan kuncup bagaikan buah kering yang terbakar. Dan lidahnya terjulur keluar serta dari mulut, mata dan telinganya mengalirkan asap yang berbau daging hangus.

Semua sosok yang menyaksikan pemandangan itu terlonjak mundur. Ibu dan perempuan shalihah itu sudah sedari tadi jatuh pingsan. Dan para penggali kubur yang sudah melompat keluar liang itu dengan tanpa pikir panjang menimbun liang itu dengan cepat dan lari meninggalkan pusara.

Wanita shalihah itu semakin ulet beribadah. Ibu perempuan malang tadi sudah menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Dan kubur itu menjadi kuburan terakhir yang dimakamkan di pemakaman itu, lantaran tak ada lagi orang yang mau menguburkan keluarganya di makam itu.

Firman Allah : “Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk insan supaya mereka berpikir. ”
(QS:Al-Hasyr-21).[aslamiyah.abatasa.com/1001KisahIslami/beritaislam.mywapblog.com]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+