Gunung Menangis Takut Tergolong Batu Api Neraka
Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah pergi tolong-menolong dengan Nabi Muhammad S.A.W.
Pada waktu itu Uqa'il telah melihat informasi absurd yang mengakibatkan tetapi hatinya tetap bertambah besar lengan berkuasa di dalam Islam dengan lantaran tiga kasus tersebut. Peristiwa pertama adalah, bahwa Rasulullah S.A.W akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan hingga ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahwa bahwasanya Rasulullah berkata; Agar kau semua tiba kepadanya untuk menjadi aling-aling atau epilog baginya, kerana bahwasanya baginda akan mengambil air wuduk dan buang air besar."
Uqa'il pun keluar dan pergi mendapat pohon-pohon itu dan sebelum ia menuntaskan kiprah itu ternyata pohon-pohon suda tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar baginda S.A.W simpulan dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke daerah pohon-pohon itu.
Peristiwa kedua adalah, bahwa Uqa'il berasa haus dan sehabis mencari air ke mana pun jua namun tidak ditemui. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, "Jika padamu ada air, berilah saya minum!"Uqa'il kemudian pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan baginda itu. Maka sebelum ia simpulan berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya,
"Katakanlah kepada Rasulullah, bahwa saya semenjak Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud
: ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (seksa) api neraka yang umpannya dari insan dan batu)." "Aku menangis dari lantaran takut jikalau saya menjadi watu itu maka tidak ada lagi air padaku."Peristiwa yang ketiga ialah, bahwa dikala Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan rasulullah, maka unta itu kemudian berkata, "Ya Rasulullah, saya minta pemberian darimu." Unta masih belum simpulan mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang
terhunus.Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus.
Melihat orang Arab kampung itu, Nabi Muhammad S.A.W berkata, "Hendakl mengapakah kau terhadap unta itu ?"Jawab orang kampungan itu, "Wahai Rasulullah, saya telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi ia tidak mahu taat atau tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)." Rasulullah S.A.W
bertanya, "Mengapa engkau menderhakai ia ?"Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh saya tidak menderhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi saya menderhakainya dari lantaran perbuatannya yang buruk.. Kerana kabilah yang ia termasuk di dalam golongannya, sama tidur meninggalkan solat Isya'. Kalau sekiranya ia mahu berjanji kepada engkau akan mengerjakan solat Isay' itu, maka saya berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab saya takut jikalau Allah menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang saya berada di antara mereka."
Akhirnya Nabi Muhammad S.A.W mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahwa ia tidak akan meninggalkan solat Isya'. Dan baginda Nabi Muhammad S.A.W menyerahan unta itu kepadanya. Dan ia pun kembali kepada keluarganya.