Keutamaan Membaca 2 Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah Pada Malam Hari

Ridhmedia
22/05/16, 13:36 WIB
Bismillahi wa sholatu wasallamu 'alaa Rasulillah Muhammadin Shollallahu 'alaihi wasallam wa 'alaa alihi washahbihi ajma'in.
Para ulama banyak yang menyampaikan ihwal faedah yang akan kita dapatkan jikalau membiasakan setiap malam membaca 2 ayat terakhir pada surah Al-Baqarah yaitu,








1. Diberi kecukupan untuk keperluan dunianya maupun akhiratnya.
2. Tidak diganggu syetan.
3. Dijauhkan dari segala penyakit.
4. Sebagai pengganti shalat malam.
5. Tentunnya didalam ayat tersebut ada do'a kebaikan yang terus kita baca setiap malam.
Adapun ayatnya yaitu sebagai berikut:
Allah Ta’ala berfirman,
آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)
Rasul telah beriman kepada Al Alquran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah daerah kembali.”
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau aturan kami jikalau kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 285-286)

Didalam hadits Nabi Saw., dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu gotong royong Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari dan Muslim)




Hadits diatas sanggup kita jadikan hujjah atau dalik ihwal keutamaan dua ayat terakhir surat Al-Baqarah yang jikalau kita baca setiap malam.
Para ulama juga tidak hanya menyebutkan bahwa siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, maka Allah akan memperlihatkan kecukupan baginya untuk urusan dunia dan akhiratnya, tetapi juga kita yang membaca akan dijauhkan dari kejelekan. Dan ada juga ulama yang menyampaikan bahwa dengan membaca ayat tersebut iktikad kita akan senantiasa diperbaharui alasannya yaitu di dalam ayat itu ada perilaku pasrah kepada Allah Ta'ala. Serta sanggup dijadikan pengganti zikir dan do'a.
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa makna hadits sanggup jadi dengan membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah akan mencukupkan dari shalat malam. Atau orang yang membacanya dinilai menggantungkan hatinya pada Al-Qur’an. Atau sanggup pula maknanya terlindungi dari gangguan setan dengan membaca ayat tersebut. Atau sanggup jadi dengan membaca dua ayat tersebut akan mendapat pahala yang besar alasannya yaitu di dalamnya ada pelajaran ihwal keimanan, kepasrahan diri, penghambaan pada Allah dan berisi pula do’a kebaikan dunia dan akhirat. (Ikmal Al-Mu’allim, 3: 176, dinukil dari Kunuz Riyadhis Sholihin, 13: 83).
Imam Nawawi sendiri menyatakan bahwa maksud dari memberi kecukupan padanya –menurut sebagian ulama- yaitu ia sudah dicukupkan dari shalat malam. Maksudnya, itu sudah pengganti shalat malam. Ada juga ulama yang memberikan makna bahwa ia dijauhkan dari gangguan setan atau dijauhkan dari segala macam penyakit. Semua makna tersebut kata Imam Nawawi sanggup memaknai maksud hadits. Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 83-84.
Komentar

Tampilkan

Terkini