Pada hari yang disebut juga Yaumul Furqon itu, kebenaran tengah mencari pangung. Jika dikala itu kebenaran kalah, mengutip doa Nabi yang mulia, pasti tak ada lagi insan yang menyembah hanya kepada Allah Ta’ala.
Muhammad bin Abdullah lalu mengambil segenggam debu. Di tangan pria suci ini, semua yang dianggap hina dapat menjadi mulia bahkan sakti tiada banding. Ia melemparkan abu itu ke arah kaum kafir Quraisy Makkah.
“Buruk sekali muka-muka mereka.” ucap sang Nabi sebagaimana dikisahkan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim surat Al-Anfal ayat 17.
Ajaib, segenggam abu itu dapat menyebar merata sampai mengenai seluruh wajah kaum kafir yang jumlahnya lebih dari seribu pasukan. Atas Kuasa Allah Ta’ala, abu itu ampuh dan benar-benar sakti.
“Tak seorang pun dari mereka (orang-orang kafir) kecuali terkena lemparan abu sehingga mereka sibuk mengurusi matanya dan lupa dengan keadaannya.” jelas Imam Ibnu Katsir.
Karena sibuk dengan dirinya itu, kaum kafir lengah. Jumlah banyak tak mempunyai kegunaan alasannya ialah mereka kalah telak. Belum lagi dengan bala proteksi yang Allah Ta’ala datangkan berupa ribuan malaikat yang turun temurun.(Bersambung...)