Kisah Nelayan Dan Jin Ifrit (#3)

Ridhmedia
17/07/18, 23:30 WIB

Ia lalu membersihkan badannya, berwudhu dan melaksanakna sholat Dzuhur. Kemudian ia menengadahkan wajahnya ke langit, berdoa: “Ya Alloh, Engkau niscaya tahu bahwa saya hanya menebarkan jalaku 4 kali setiap melaut, dan sekarang hanya tinggal lemparanku yang terakhir.

Hamba berharap ya Alloh, berilah hamba derma dari kebaikan lautmu, mirip Engkau telah memperlihatkan kebaikan kepada nabi Musa AS. Bismillah!”

Selesai berdoa, Nelayan kembali melemparkan jalanya dan dengan penuh harap menanti hingga airnya tidak lagi beriak. Lagi-lagi jalanya terasa berat sehingga ia harus kembali meyelam untuk membebaskannya.

Tidak ada satu ekor ikan pun yang tertangkap oleh jalanya, namun ia menemukan sebuah botol tembaga berwarna keemasan tersangkut di dalamnya. Botol itu tampaknya penuh berisi sesuatu, sebab terasa berat ketika diangkat. Saat diteliti botol tersebut tertutup dan terkunci dengan seal yang rapat.

“Lumayanlah, jika saya jual di toko tembaga, harganya dapat hingga 10 keping emas,” pikirnya. “Uangnya dapat saya pakai untuk membeli makanan.”

Dia mengangkat botol tersebut, ternyata berat sekali. “Pasti ada sesuatu di dalamnya,” pikir nelayan.

“Aku harus tahu isinya. Siapa tahu isinya barang berharga,” pikirnya lagi.

Dia mengambil pisau untuk merobek segelnya, lalu membuka penyumbatnya. Digoncangnya botol tersebut untuk mengeluarkan isinya.

Tapi tidak ada apapun di dalamnya selain segulung asap berwarna kelabu. Asap itu naik ke udara dan lama-kelamaan membentuk sesosok Jin Ifrit yang tinggi besar. Demikian tingginya hingga kepalanya yang sebesar kubah hampir menyentuh awan.

Mengerikan sekali ia, tangannya mirip garpu raksasa, kakinya sebesar tiang kapal, bibirnya ibarat gua besar, lubang hidungnya mirip terompet, matanya menyala mirip lampu dan rambutnya yang kelabu tampak kusut awut-awutan...

Selanjutnya...

Sebelumnya...
Komentar

Tampilkan

Terkini