Dalam rangka A Week of Intangible Korean Culture Heritage, digelar sebuah konser musik tradisional Korea pada tanggal 27 Oktober 2018 di Ciputra Artpreneur bertajuk "Watch a Good Performance : Traditional Korean Songs & Dance" yang dihadiri kurang lebih 1.200 penonton. Acara ini Selain menampilkan musik serta gerakan tarian, tapi juga pertunjukan kebudayaan Korea.
Adapun pertunjukan yang ditampilkan antara lain :
1. Namhaean Byeolsingut Yongseon Noreum
Namhaean Byeolsingut (Upacara Shamanik dari Wilayah Pantai Selatan) ialah acara shamanik rakyat buat berdoa demi kedamaian serta keselamatan suatu desa. Acara ini, Yongseon Noreum (Tari Yongseon) ialah ritual tari yang terdiri atas Upacara Shamanik dari Wilayah Pantai Selatan yang bernilai seni tinggi serta sangat penting di Yongseon. Tarian ini menggambarkan kisah tentang kapal yang mengantar roh ke alam baka, musik serta tari tradisional ditampilkan oleh seorang cenayang wanita. Terdapat seekor naga yang membantunya buat menghubungkan dunia orang yang masih hidup serta yang Sudah meninggal, mengusir roh jahat, serta juga mengundang keberuntungan.
2. Namhaean Byeolsingut Subu Sinawi
Namhaean Byeolsingut Subu Sinawi ialah upacara shamanik yang dilakukan buat menenangkan para arwah yang tidak diketahui serta memandu mereka ke alam baka yang damai. Penampilan ini menyuguhkan nada serta irama bebas yang menakjubkan yang menjadi ciri khas musik shamanik tradisional Korea yang berdasarkan improvisasi.
3. Gyobangchum (Tari Gyobang)
Nama tarian ini diambil dari Gyobangcheong, yaitu badan pemerintah yang bertanggung jawab pada pendidikan penari yang tampil dalam acara publik penting, termasuk perayaan negara. Tari ini mempunyai ciri khas kombinasi gerakan menawan yang menonjolkan keeleganan wanita serta aksi dinamis penuh energi serta semangat.
4. Bengawan Solo & Jali-Jali
Para pemain musik dari Korea memberikan sebuah kejutan dengan menampilkan lagu Bengawan Solo serta Jali-Jali secara apik. Dua lagu daerah Indonesia ini dibawakan dengan alat musik tradisional Korea, sehingga penonton bersorak bangga sebab para pemain mampu menampilkan lagu tradisional Indonesia.
5. Buchaechum (Tari Kipas)
Tari tradisional ini ditampilkan oleh sekelompok penari wanita mengenakan pakaian istana dengan kipas yang dilukis dengan gambar bunga peoni dalam genggaman mereka. Tari ini populer dengan ragam formasi serta gerakannya memukau yang tercipta dari perpaduan antara gerakan serta kipas para penari yang indah.
6. Pansori
Pansori dinyanyikan oleh satu orang dengan iringan tabuhan gendang. Ini mirip dengan lagu opera dimana satu orang memerankan ratusan peran. Secara khusus, Pansori didaftarkan selaku Warisan Budaya Intangible UNESCO berkat nilai seni uniknya pada tahun 2003, serta dikelola selaku Warisan Budaya Intangible Nasional No. 5.
7. Daegeum Sanjo
Master Won Jang Hyeon menampilkan solo sanjo (sebaran melodi) dengan daegeum (suling bambu panjang melintang). Penampilannya menampilkan teknik musik yang menakjubkan yang dapat menciptakan mermacam nada yang memadukan kedamaian dengan kegembiraan.
8. Jangguchum
Disebut Jangguchum karena penarinya menari dengan janggu (gendang pinggang ramping) yang digantungkan di pinggangnya, sambil menari mereka memukul gendang tersebut. Tarian ini mempunyai gerakan cepat serta biasanya diiringi lagu rakyat.
9. Samulnori and Jindo Bukchum
Secara harfiah berarti “memainkan empat alat musik”. Samulnori (kuarter perkusi) merupakan ansambel empat perkusi tradisional Korea, dua gong (kkwaenggwari serta jing) serta dua gendang (janggu serta buk), yang dikembangkan dari nongak (musik petani). Jindo Bukchum (tari gendang Jindo), berasal dari Jindo Island. Tarian ini ialah tari yang ditampilkan dengan memukul gendang di bahu penari.
Secara keseluruhan, acara berjalan lancar serta sangat menarik. Para penonton bersorak buat setiap penari serta musisi yang menampilkan pertunjukan dengan sangat memukau. Tamu undangan yang hadir Selain berasal dari Indonesia, tetapi ada banyak juga warga negara asing.
Sebagi penutup acara, seluruh penonton menyanyi lagu Arirang bersama-sama dengan para pengisi acara.
A Week of Intangible Korean Culture Heritage menjadi acara penutup rangkaian Korea Festival 2018 yang berlangsung pada tanggal 1-31 Oktober di Jakarta serta sejumlah daerah di Indonesia.