Tatkala Perang Badar tiba, sahabat yang mulia yang berjulukan Khutsaimah bin Harits mengadakan undian bersama putranya yang berjulukan Sa’ad untuk memilih siapakah di antara keduanya yang akan keluar untuk jihad dan siapa yang tetap tinggal di rumah untuk menjaga para wanita.
Ternyata undian diraih oleh putranya Sa’ad, maka ayahnya berkata kepadanya: “Wahai anakku relakanlah hari ini biar ayah yang keluar untuk berjihad, biarkanlah engkau yang mengurusi para wanita“. Sa’ad berkata “Demi Alloh wahai ayahku seandainya saja bukan alasannya yaitu persoalan syurga, pasti akan saya berikan padamu (kesempatan ini), tetapi ini yaitu syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, saya tidak akan menunjukkan bagianku kepada seorang pun“. Akhirnya Sa’ad keluar untuk Perang Badar dan gugur di dalamnya, sedangkan ayahnya pun selalu berharap sehabis itu, sehingga dia pun juga gugur dalam perang Uhud. Semoga Alloh meridhoi mereka semua.
( Sumber : Al–Ishobah Ibnu Hajar)
Mutiara Kisah :
1. Mengenal lebih akrab sahabat yang mulia Sa’ad bersama ayahandanya yang berjulukan Khutsaimah bin Harits.
2. Keutamaan Sa’ad dan ayahnya Khutsaimah
3. Keutamaan mati syahid
4. Tidak ada akhir bagi orang yang mati syahid kecuali syurga
5. Para sahabat mereka yaitu orang yang berlomba-lomba diatas kebaikan
6. Kehidupan didunia yaitu kehidupan yang sementara,negeri alam abadi lebih baik dan lebih kekal.
7. Hendaknya antara orang bau tanah dan anak berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan.
Sumber : Kisah-kisah Keteladanan, Kepahlawanan, Kejujuran, Kesabaran, Menggugah, serta Penuh dengan Hikmah dan Pelajaran Sepanjang Masa. Penerbit : Maktabah At-Thufail, Panciro-Gowa (Makassar-Sulsel).