Sumber: Pixabay |
RIDHMEDIA - Bunuh diri, tindakan mengambil nyawanya sendiri, merupakan fenomena global di semua bagian di dunia.
Bunuh diri tidak membeda-bedakan, artinya orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, dan etnis bisa berisiko melakukan tindakan nekat ini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang muncul dan serius, tetapi dapat dicegah dengan intervensi tepat waktu.
Data WHO juga menunjukkan bahwa setiap tahun, hampir 800.000 orang di seluruh dunia mengambil hidup mereka sendiri.
Bunuh diri, yang merupakan penyebab kematian nomor dua di antara anak-anak berusia 15-29 tahun, seringkali merupakan reaksi tragis terhadap situasi kehidupan yang penuh tekanan.
Satu pertanyaan yang sering muncul di benak orang-orang yang mengaitkan depresi dan bunuh diri adalah bahwa hal itu memengaruhi mereka yang tidak berhasil, miskin atau mengalami kegagalan.
Tetapi depresi dan bunuh diri tidak memilih korbannya berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, agama, perkawinan atau lainnya.
Ketika menyerang, ia melakukannya dengan tenang.
Faktanya, banyak orang kaya raya atau terkenal juga melakukan aksi bunuh diri.
Efek bunuh diri pada anggota keluarga atau orang yang dicintai dari orang yang telah meninggal karena bunuh diri bisa sangat menghancurkan.
Namun, bunuh diri dapat dicegah - mempelajari tentang tanda dan gejala peringatan, faktor risiko dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dapat membantu mencegah tragedi.
Apa saja tanda dan gejala bunuh diri?
Perilaku yang tercantum di bawah ini dapat menunjukkan bahwa seseorang sedang merencanakan bunuh diri, kata Dr Era Dutta, (MD Psychiatry, DNB Psych, MBBS), Konsultan Neuropsychiatrist & Therapist.
1. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku yang drastis dapat menjadi salah satu tanda - misalnya, orang yang biasanya banyak bicara mungkin menjadi pendiam, atau orang yang kuat secara emosional dapat menjadi sangat sensitif terhadap hal-hal kecil.
2. Membereskan atau Menutup Urusan
Membereskan urusan seperti tiba-tiba menutup rekening bank, atau menulis wasiat atau melunasi hutang sehingga keluarga tidak mendapat masalah setelah mereka pergi.
3. Mengucapkan Selamat Tinggal
Ini bisa menjadi perpisahan yang sebenarnya atau untuk pertemuan "terakhir", bisa juga dengan menulis surat, mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang terdekat sebelum melakukan bunuh diri.
4. Perubahan Perilaku di Media Sosial
Generasi sekarang banyak yang menggunakan media sosial.
Mereka memiliki kehidupan "nyata" yang ada di media sosial.
Ketika orang mengalami depresi dan berpikir untuk bunuh diri, mereka dapat menggunakan media sosial untuk melampiaskan, berbagi, dan menulis postingan.
Ada banyak bunuh diri yang bahkan disiarkan langsung di media sosial.
Tetapi beberapa pergi ke arah yang berlawanan, bisa tiba-tiba menghapus kehadiran mereka atau tiba-tiba menjadi tidak aktif.
5. Melukai Diri Sendiri
Melukai diri sendiri secara sengaja adalah untuk menimbulkan rasa sakit, luka kecil dan bekas luka pada tubuh seseorang.
Bisa di lengan bawah (yang merupakan tempat paling umum), paha bagian dalam, ketiak, dll.
Luka ini kadang-kadang merupakan ide bunuh diri.
Seringkali orang juga mencoba untuk melukai diri sendiri dengan minum berlebihan dan menuruti perilaku sembrono.
Tujuannya di sini adalah untuk mengalihkan satu dari rasa sakit yang mungkin dialami seseorang.
Sumber: timesnonews