[] SAYA TIDAK BERHAK MELARANG ORANG menonton atau menyaksikan Film The Santri, sama sekali tidak berhak. Siapapun yang ingin menontonnya, itu hak anda masing-masing; tak ada yang berhak melarang, termasuk saya.
TAPI KETIKA aku ditanya oleh murid-murid aku apa balasan aku terhadap Film The Santri, maka aku BERHAK MENJAWAB dengan ilmu dan sepengetahuan saya; bahwa film The Santri itu BUKAN MEWAKILI tradisi kaum santri, tetapi justru mewakili tradisi KAUM SETENGAH MURTAD.
By the way, justru Film The Santri itu -menurut kami- mengandung PEMURTADAN AQIDAH secara terselubung (liberalisasi) tanpa sadar, dimana orang beriman yang jujur keimanannya tentu tidak akan merasa nyaman dengannya. Adegan masuk ke gereja dan memperlihatkan tumpeng kepada para pendeta seakan merampas IMAN didalam dada dan menginjak-injak prinsip agama.
Ditambah lagi, yang menciptakan kedua bola mata ini merasa risih dan tak nyaman yaitu : film ngawur ini diperankan oleh ANAK SEORANG USTAD KONDANG YANG KATANYA HAFAL QUR’AN 30 JUZ. ternyata, mengamalkan isi al-quran dan tunduk kepada aturan yang terkandung didalamnya LEBIH SULIT ketimbang sekedar menghafalnya.
(Ustad Maaher At-Thuwailibi)
— Muslim Cyber Army (@MCA_ID_________) September 15, 2019
— BangBaret (@itsmejkwlover) September 16, 2019
— Opposite6890 ™️ (@opposite6890) September 16, 2019