Analisa: Posisi Ceo Gojek Lebih Krusial Daripada Posisi Menteri

Ridhmedia
22/10/19, 02:47 WIB

Nadiem Anwar Makarim mundur dari CEO Go-Jek serta masuk kabinet.

(1) Investor Gojek harusnya kurang happy dengan kabar ini.

Saat ini, Gojek benar-benar butuh fokus agar tidak kian disalip Grab. Saat ini market share Grab sudah 60%. Kalau Grab menjadi gabungkab Dana x Ovo, maka Gopay bisa limbung.

Posisi CEO Gojek lebih krusial daripada posisi menteri.

(2) Gojek butuh fokus yang amat tinggi. Kepergian Nadiem menjadi menteri hampir pasti bakal ganggu kelancaran operasi Gojek.

Investor sudah tanamkan triliunan. Lalu founder serta ceo resign, milih menjadi menteri. Rasanya kurang afdol ya.

Semoga CEO baru Gojek memang juga bagus serta hebat.

(3) Saat ini Gojek sejatinya berada pada titik kritis. Kalau lengah, kelanjutan bisnis Gojek bisa terancam.

Takutnya, masa depan Gojek kian terjal jika Nadiem resign dari CEO. Keputusan ia buat menerima menjadi menteri, yaitu keputusan yang sangat berisiko.

High risk.

(4) Harapannya yaitu CEO baru Gojek yg bakal gantikan Nadiem emang benar2 kapabel. Blm tau siapa.

Fyi, valuasi Gojek ketika ini sdh Rp 100an triliun lebih.

Sayang sekali jika kinerja mereka menurun hanya gara iming2 jabatan menteri.

(5) Hingga saar ini road to profitability Gojek masih belum jelas (tokopedia jauh lbh jelas arahnya).

Baru Gofood yg hasilkan uang. Goride blm jelas.
Gopay masih bakar uang. Sekarang agak stagnan setelah promo cash back usai.

Masa depan Gojek masih jauh dari kepastian.

(6) Saat masa depan Gojek masih sangat rentan, kenapa foundernya malah milih resign hanya demi jabatan menteri.

Kehadiran founder/CEO sesungguhnya amat dibutuhkan di ketika kritis spt ini.

Apa boleh buat. Keputusan sdh diambil.

Goodluck kang Nadiem!!

(7) Ada opini  justru masuknya Nadiem jd menteri bisa bikin kebijakan yg menguntungkan/kondusif bagi Gojek.

Secara etika bisnis, cara itu kurang afdol rasanya. Conflict of interest namanya.

Cara itu juga kurang sehat bagi penciptaan iklim bisnis yg fair. Rentan disalahgunakan.

(Dari twit @Strategi_Bisnis 21/10/2019)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+