RIDHMEDIA - Dosen Fakultas Hukum Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Dr Ismail Rumadan membenarkan masuknya bos Gojek, Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan serta Kebudayaan (Mendikbud) banyak dipertanyakan mermacam pihak. Menurutnya, masuknya Nadiem selaku Mendikbud menjadi catatan buruk bagi dunia pendidikan di Indonesia
“Nadiem selaku Mendikbud mengundang kontroversial di sedang masyarakat sebab dari segi kapasitas serta kapabilitas dibidang pendidikan tidak memiliki track record atau pengalaman. Selama ini orang mengenalnya atau populer selaku pemilik Gojek," ujar Ismail kepada Harian Terbit, Minggu (27/10/2019).
Oleh sebab itu patut dipertanyakan apa pertimbangan Presiden Jokowi memilih Nadiem buat menduduki jabatan Mendikbud dengan segala permasalahannya. Ismail pun menyebut bisa menjadi Presiden memilih Nadiem sebab keberhasilannya mengelola transportasi online sehingga diharapkan dapat mengelola pendidikan di Indonesia ketika ini.
"Jka Presiden berpandangan semacam itu maka keliru. Sebab mengelola pendidikan di Indonesia ketika ini tidak sesederhana mengelolah ojek online," tandasnya.
Ismail menuturkan, ketika ini mengelola pendidikan tidak sesederhana mengelolan konsumen pengguna ojek online. Oleh sebab itu jangan sampai anak bangsa cuma dibentuk kemampuannya buat memahami teknologi. Sementara moral serta etikanya kosong, sebab tidak dibentuk dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu yang perlu menjadi Mendikbud yaitu yang ahli serta mengerti soal pendidikan.
"Saat ini juga banyak sekali pakar-pakar yang memiliki keahlian serta mengerti betul terkait permasalahan pendidikan di Indonesia," jelasnya.
Keraguan
Pengamat pendidikan dari Universitas Al Azhar, Jakarta, Prof Suparji Ahmad mengatakan, Presiden serta Nadiem perlu menjawab pertanyaan serta keraguan masyarakat terkait kapasitas serta kapabilitasnya selaku Mendikbud.
Suparji memaparkan, pertanyaan publik terkait kapasitas serta kapabilitas Nadiem selaku Mendikbud sangat wajar. Karena pendidikan yaitu masa depan bangsa yang perlu dikelola secara baik serta benar.
"Selain itu pendidikan menyangkut multidimensi, aspek afeksi (attitude), .sikap atau nilai-nilai yang mendasar pada kepribadian, kebangsaan serta keumatan," jelasnya.
Lebih lanjut Suparji mengatakan, aspek kognitif (pengetahuan) serta transformasi pengetahuan buat menambah wawasan dam keilmuan, aspek psikomotorik (keterampilan profesionalisme kemampuan buat menyelesaikan masalah serta menggelar inovasi.
Menurutnya, lewat pendidikan maka bakal lahir pribadi yang agamis,.intelektusl serta profesional. Sehingga pendidikan tidak sekedar inovasi tanpa ada nilai.
"Jadi Mendikbud perlu memiliki pengalaman. Tapi kita tunggu hasilnya di 100 hari kerja buat pembuktian kemampuannya," paparnya. [ht]