Idham Azis: Radikalisme Tidak Bisa Diidentikkan Dengan Islam

Ridhmedia
30/10/19, 15:29 WIB

RIDHMEDIA - Calon kapolri Idham Azis menyebut radikalisme tidak bisa dikaitkan dengan agama Islam. Pernyataan ini disampaikan Idham ketika menjawab pertanyaan dalam uji kepatutan serta kelayakan di Komisi III DPR RI pada Rabu (30/10).

"Radikalisme tidak bisa diidentikan dengan Islam. Radikalisme itu kelompok atau oknum. Tak bisa radikalisme itu membawa simbol agama," kata Idham Azis ketika menjalani uji kepatutan serta kelayakan selaku Calon Kapolri.

Selama ini, muncul kesan adanya jarak antara polisi serta umat Islam, terlebih lagi bila terkait isu radikalisme. Idham menyatakan, buat mengatasi masalah tersebut, maka ia memiliki visi buat membangun komunikasi.

Komunikasi itu dibangun dengan para pemuka agama, termasuk para kiai maupun para habib. dia menegaskan, bakal turut mengampanyekan kalau radikalisme tidak bisa dikaitkan dengan Islam maupun agama manapun.

"Kita perlu kampanyekan. jika kita penegakan hukum itu pun ke oknum, bukan ke agama," ujar pria yang menjabat selaku Kabareskrim itu.

Sebelumnya, pertanyaan seputar isu tersebut muncul dari Poltikus PKS Aboebakar Alhabsy. dia menyebut adanya kesan di lapangan umat Islam seperti memiliki jarak dengan kepolisian.

"Seakan bakal polisi kurang ramah dengan (terhadap--Red) umat," ujar Aboebakar dalam uji kepatutan serta kelayakan.

Aboebakar mengatakan, ia meyakini pribadi Idham tidak jauh dengan Islam. Namun, dalam praktiknya, kesan kalau Polri serta umat Muslim saling berhadapan tidak dapat terelakkan.

Maka itu, Aboebakar pun menanyakan bagaimana visi Idham buat menghilangkan kesan tersebut. "Saya lihat percaya dengan bapak, bagaimana visi bapak tentang relasi dengan umat agar hubungan harmonis bagaimana agar terjadi suasana seimbang yang nyaman," ujar Aboebakar.

tidak hanya itu, pertanyaan seputar isu radikalisme pun dilayangkan ke Idham yang ketika ini masih menjabat selaku Kabareskrim itu. Aboebakar melihat adanya tudingan radikalisme kerap disematkan ke umat Islam. Pertanyaan serupa juga dilayangkan fraksi PAN ke Idham.

"Kami takbir dibilang radikal, kami baca Alquran radikal, janganlah," ujar Aboebakar.

Maka itu, Aboebakar pun mau mengetahui bagaimana pandangan Idham ataz isu radikalisme tersebut. Terlebih, Idham merupakan sosok yang memiliki kiprah tidak jauh dengan aksi radikalisme serta terorisme dari Poso, hingga dr Azhari.

"Kita mau pemahaman bapak soal terorisme. Pandangan bapak tentang radikalisme itu apa," ujar Aboebakar menambahkan. [re]
Komentar

Tampilkan

Terkini