Jakarta - Sandiaga Uno kembali memberikan respons terkait isu yang menyebutkan namanya selaku kandidat menteri dalam kabinet yang disusun Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode keduanya.
Ketika ditanya mengenai isu itu, awalnya Sandiaga menyampaikan keyakinannya Jokowi membutuhkan masukan dari sudut pandang lain. Lalu, Sandiaga malah bercerita soal angka pengangguran.
"Saya meyakini kalau masih sangat dibutuhkan masukan dari luar pemerintahan, mitra yang kritis konstruktif, menyampaikan pesan-pesan yang jelas demi kemajuan bangsa kita agar Indonesia bisa mengejar ketertinggalan," kata Sandiaga di kediamannya, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019).
"Ini kan kemari kita ada di... pengangguran ada di nomor dua terburuk di ASEAN. Penciptaan lapangan kerja kita nggak jalan, sementara Vietnam, dengan adannya perang dagang China serta Amerika ini meraup untung," imbuhnya.
Ketika wartawan kembali meminta penegasan sikap, barulah Sandiaga menyampaikan posisinya. Ia mengaku bakal berada di luar pemerintah.
"Saya bersedia buat memberikan masukan dari luar pemerintahan menyampaikan hal-hal yang seperti pil pahit," ucap Sandiaga.
Sandiaga khawatir tidak bisa memberikan masukan yang objektif jika menjadi bagian dari pemerintah. Eks Wagub DKI itu merasa pemikirannya itu perlu disampaikan.
"Karena kalau telah di dalam pemerintahan itu nanti dikhawatirkan semuanya, kan 'asal bapak senang'. Ini yang perlu kita sampaikan dalam spirit kebersamaan ini masukan-masukan ini perlu kita sampaikan juga," terang Sandiaga.
Namun, dikala dipertegas kembali, Sandiaga berkata penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden. "Jadi, kalau itu kan (hak) prerogatif presiden, prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah menolak jika ditunjuk menjadi menteri.
Sandiaga merupakan salah satu nama yang diisukan bakal menjadi menteri di pemerintahan Jokowi jilid II. Ia disebut-sebut menjadi kandidat menteri yang mengurusi bidang investasi. [detik]