Mahfud Md Serta Moeldoko Terpental Gara-Gara Prabowo

Ridhmedia
29/10/19, 02:31 WIB

[RIDHMEDIA] Masih ada kisah yang tersisa di belakang bongkar pasang calon menteri menjelang pengumuman Kabinet Indonesia Maju pada Rabu lalu, 23 Oktober 2019. Kejadian seru terjadi pada Mahfud Md, Moeldoko, serta Prabowo Subianto.

Mahfud Md bungah pada Ahad siang, 20 Oktober 2019, sebelum pelantikan Presiden serta Wakil Presiden di gedung parlemen. Betapa tidak, tiba-tiba dia mendapat panggilan telepon dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Pada sekitar pukul 13.00 WIB itu Pratikno memberi pesan khusus kalau Mahfud diminta tidak bepergian ke luar Jakarta dalam dua hari ke depan.

"Informasi masuk ke saya, katanya bakal dipanggil Presiden buat memimpin M-1," ujar Mahfud seperti dilansir dari Majalah Tempo edisi 28 Oktober-3 November 2019.

Kode M-1 yakni sebutan buat Kantor Kejaksaan Agung yang berada di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu cepat-cepat merancang konsep buat memperkuat Kejaksaan. Ia berfikir ada kemungkinan Komisi Pemberantasan Korupsi tidak bertaji lagi setelah Undang-Undang KPK direvisi.

"Saya sudah punya konsep buat menyeimbangkan KPK, kalau lemah. Jadi Jaksa Agungnya yang perlu kuat," ucap Mahfud Md akhir pekan lalu.

Baru asyik corat-coret konsep memimpin Korps Adhyaksa, ponselnya menyalak menjelang maghrib akibat panggilan Pratikno.

Pejabat yang sangat dekat dengan Presiden Jokowi tadi mengabarkan kalau posisi Mahfud dalam kabinet berubah. Tidak lagi Jaksa Agung, melainkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, serta Keamanan (Menkopolhukam).

Tidak kali ini sahaja Mahfud dibuat galau Istana. Menjelang Pilpres 2019, dia sudah bersiap di restoran dekat Istana karna ada pemberitahuan kalau dia bakal didapuk menjadi Calon Wakil Presiden. Eh, tiba-tiba batal karna "tersenggol" KH Ma'ruf Amin.

Itu masa lalu. Masa kini, Mahfud tergeser akibat Partai Gerindra masuk dalam jajaran pendukung pemerintah. Pada petang itu baru dipastikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal masuk Kabinet Jokowi Jilid II selaku Menteri Pertahanan.

Masuknya rival Jokowi di Pilpres 2014 serta 2019 tersebut juga membuat Moeldoko terkejut. Ia akhirnya tetap berada di posisi lama, yakni Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Jatah Menkopolhukam atau Menteri Pertahanan sedianya diberikan kepada Moeldoko, setelah hampir dua tahun menghela KSP. Sedangkan PDIP hendak mempertahankan Ryamizard Ryacudu di pos Menteri Pertahanan Apabila Prabowo gagal masuk.

Di TNI, Moeldoko yunior Prabowo. Sumber Tempo menyebut Moeldoko bakal sungkan Apabila menjabat Menkopolhukam sedangkan di bawahnya ada Prabowo selaku Menteri Pertahanan.

Moeldoko enggan berkomentar banyak dikala ditanya soal tergeser akibat Prabowo. Seperti kurang happy. Mantan Panglima TNI tersebut cuma menjelaskan kalau Presiden Jokowi masih menginginkannya dia bertahan di Istana.

"Sewaktu kami menghadap Pak Jokowi, beliau sampaikan, 'Sampean bertiga (Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Moeldoko) perlu tinggal di seputaran Istana'," ujarnya menirukan perintah Presiden Jokowi.

Akhirnya, pada Rabu pekan lalu, Prabowo Subianto dilantik menjadi Menteri Pertahanan sesuai permintaannya.

Adapun Mahfud Md menjabat Menkopolhukam serta Moeldoko tetap berkantor di KSP, Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Negara. [Tempo]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+