Prabowo Subianto menyita perhatian publik setelah masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju, membantu Presiden Jokowi.
Pria berusia 68 tahun itu dipercaya menjadi Menteri Pertahanan.
Setelah pengumuman serta pelantikan kabinet, Rabu 23 Oktober 2019 lalu, Prabowo pun mengikuti seremoni serah terima jabatan di Kemenhan, Kamis 24 Oktobwr 2019 bersama pendahulunya Ryamizard Ryacudu.
Di media sosialnya, Prabowo mengunggah sebuah foto, ketika ia memeriksa pasukan dalam upacara di Kemenhan.
Prabowo menulis singkat keterangan foto tersebut. 'Kementerian Pertahanan Republik Indonesia'.
"Mentri rasa Presiden. Sehat selalu pak, selamat bekerja. Semoga amanah. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin ya Allah," komentar pemilik akun Instagram berl.pekanbaru.
"Mashaa Allah gagah sekai, Jenderal! Selamat bertugas. Semoga Allah ridho sama bapak," tulis icha_paulina.
Di luar komentar netizen, peneliti sosok Joko Widodo (Jokowi), Andi Zulkarnain menilai penunjukan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan (Menhan) lebih besar maslahat Dibandingkan mudaratnya.
"Potensi mudarat itu tetap ada, tetapi maslahat Prabowo masuk kabinet ketika ini jauh lebih besar," ujar Zulkarnain seperti dilansir dari Antara.
Menurut Zulkarnain, fakta sosial politik ketika ini tentang perpecahan di antara anak bangsa, saling curiga, nyinyir, serta lain-lain yaitu hal yang perlu Jokowi selesaikan lebih dulu di tahap pertama pascapelantikan selaku presiden.
Dosen ilmu politik di Universitas Kristen Indonesia itu menganggap wewenang Menhan juga terbatas dengan adanya sistem presidensial.
"Jokowi punya wewenang yang cukup besar, termasuk buat menertibkan pihak yang tak sesuai komitmen," ujar Zulkarnain.