unsplash.com |
Tidak lama setelah menenggak diet coke, seorang ibu berusia 30 tahun jatuh koma. Wanita bernama Elizabeth Perkins ini pada awalnya memesan jenis minuman soda biasa di sebuah bar yang terletak di kota Swadlinecote, Derbyshare, UK.
Namun, pelayan bar tersebut justru memberinya minuman soda jenis diet coke. Seperti yang diketahui, kandungan dalam diet coke memang berbeda dengan coke biasa.
Diet coke diklaim sebagai pengganti coke regular yang lebih sehat untuk orang diet. Salah satu yang membedakan antara coke biasa dengan diet coke yaitu jenis pemanis yang dikandungnya.
Regular coke atau minuman soda biasa mengandung pemanis berupa gula asli. Hal yang menyebabkan coke biasa ini tidak sehat salah satunya yaitu karena kandungan gulanya yang melebihi ambang batas.
Pada satu kaleng regular coke saja dapat mengandung kurang lebih 39 gram gula atau setara dengan 8 sendok. Padahal, batas konsumsi gula tidak lebih dari 6 sendok pada wanita dan 9 sendok pada pria.
Konsumsi gula berlebih ini dapat memicu obesitas dan penyakit diabetes. Berbeda dengan regular coke, diet coke mengandung pemanis buatan yang disebut dengan aspartame.
Pemanis aspartame sendiri mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lipat lebih tinggi dibanding dengan gula biasa.
Orang-orang yang sedang berurusan dengan masalah berat badan atau tidak ingin menjadi gemuk biasanya memilih mengonsumsi diet coke dengan tujuan untuk membatasi asupan kalori.
Kalori yang dikandung dalam diet coke memang lebih rendah dibanding dengan regular coke. Namun, alih-alih menjadikan sehat, diet coke berpemanis buatan ini dapat menimbulkan dampak lain bagi tubuh, termasuk orang yang tidak mempunyai riwayat alergi aspartame.
Dampak buruk diet coke dalam jangka panjang umumnya yaitu berupa, peningkatan risiko berbagai macam kanker seperti kanker otak, paru, hati, payudara, serangan jantung, peptic ulcer, gangguan kecemasan, dan depresi.
Tidak lama setelah minuman tersebut masuk ke dalam pencernaan, ia merasakan gejala pusing dan dalam sekejap semuanya menjadi gelap.
Ibu dua orang anak ini segera dilarikan ke rumah sakit dan harus mengalami koma selama tiga hari yang sempat mengancam nyawanya.
Rupanya, Elizabeth memang sudah lama mengidap alergi berat terhadap pemanis buatan aspartame and asphetame. Tubuhnya tidak bisa mentoleransi produk pemanis buatan yang banyak digunakan di berbagai jenis makanan ini.
Reaksi yang dapat membahayakan jiwanya dapat terjadi meskipun hanya sedikit yang dikonsumsi. Elizabeth mengeluhkan bagaimana orang-orang umum bisa menganggap diet coke dan regular coke tidak terlalu signifikan perbedaannya. Namun bagi orang seperti dirinya, hal itu merupakan urusan hidup dan mati.
Reaksi alergi aspartame dapat bermacam-macam dan bisa berbeda pada setiap orang. Reaksi dapat berupa pembengkakan pada bibir, lidah tenggorokan, biduran dan erupsi kulit lainnya; gatal yang meluas, dapat memperparah alergi pernafasan dan bahkan juga pembengkakan kelenjar ludah.
Menurut regulasi di inggris, EU dan Amerika Serikat, aspartame dianggap sebagai bahan makanan yang terbukti aman digunakan untuk masyarakat umum. Tentu untuk kondisi langka seperti Elizabeth, hal itu tidak berlaku.
Alergi aspartame dan asphetame yang di alami Elizabeth ternyata menurun secara genetik. Alergi pemanis buatan tersebut juga diderita oleh dua orang anaknya, Matthew (berusia 6 tahun) dan Jacob (berusia 2 tahun).