Menteri Agama ‘Ngigau’ Cadar Serta Celana Cingkrang

Ridhmedia
01/11/19, 08:00 WIB

RIDHMEDIA - Zaman gini masih mempersoalkan cadar serta celana cingkrang. Telat bro. Akhir 1980 serta pertama 1990 kita masih ingat larangan jilbab serta kasus jilbab beracun. Masyarakat resah. Gelombang fitnah terhadap wanita muslimah yang menggunakan jilbab syar’i. Apa lantas orang takut menggunakan jilbab syar’i? Tidak. Justeru era kebangkitan muslimah sudah dimulai. Lihatlah hari ini. Apabila dulu pengguna jilbab syar’i banyak dikampus-kampus. Sekarang hampir setiap tempat kita menemui wanita berjilbab syar’i. Bahkan artis-artis sekarang tidak ketinggalan berbalut busana syar’i.

Semakin ditekan serta dikekang buat mengamalkan ajaran Islam, kian besar gelombang orang-orang mengamalkan ajaran Islam. Era tahun 1980-an bisa menjadi bukti dikala larangan jilbab dilarang di sekolah serta kantor Pemerintah.

Aneh juga kita setback hampir 30 tahun lalu mengurus urusan keyakinan setiap warga negara. Persoalan jilbab, cadar serta celana cingkrang ranah keyakinan pribadi yang dijamin oleh UUD 1945 pasal 29 ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk buat memeluk agamanya masing-masing serta buat beribadat menurut agamanya serta kepercayaannya itu.

Jilbab, cadar serta celana cingkrang syariat Islam. Perintah menggunakan jilbab terdapat dalam al-Quran surat al-Ahzab: 59:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu serta isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih gampang buat dikenal, karna itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah yakni Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Apabila Menteri Agama berkata cadar tidak diatur dalam Islam. Berikut ini kami bawakan pendapat-pendapat para ulama madzhab, tanpa menyebutkan pendalilan mereka, buat membuktikan kalau pembahasan ini tertera serta dibahas secara gamblang dalam kitab-kitab fiqih 4 madzhab.

Lebih lagi, ulama 4 madzhab semuanya menganjurkan wanita muslimah buat memakai cadar, bahkan sebagiannya sampai kepada anjuran wajib. Beberapa penukilan yang disebutkan di sini cuma secuil saja, karna masih banyak lagi penjelasan-penjelasan serupa dari para ulama madzhab.

*MADZHAB HANAFI*

Pendapat madzhab Hanafi, wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) serta menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah.

Asy-Syaranbalali berkata:

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها باطنهما وظاهرهما في الأصح ، وهو المختار

“Seluruh tubuh wanita yakni aurat kecuali wajah serta telapak tangan dalam serta telapak tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih serta merupakan pilihan madzhab kami“ (Matan Nuurul Iidhah)

Al-Allamah Ibnu Najiim berkata:

قال مشايخنا : تمنع المرأة الشابة من كشف وجهها بين الرجال في زماننا للفتنة

“Para ulama madzhab kami berkata kalau terlarang bagi wanita muda buat menampakkan wajahnya di hadapan para lelaki di zaman kita ini, karna dikhawatirkan menimbulkan fitnah” (Al Bahr Ar Raaiq, 284)

Beliau berkata demikian di zaman beliau, yaitu beliau wafat pada tahun 970 H, bagaimana dengan zaman kita sekarang?

*MADZHAB MALIKI*

Mazhab Maliki berpendapat kalau wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) serta menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah. Bahkan sebagian ulama Maliki berpendapat seluruh tubuh wanita yakni aurat.

Az-Zarqaani berkata:

وعورة الحرة مع رجل أجنبي مسلم غير الوجه والكفين من جميع جسدها ، حتى دلاليها وقصَّتها . وأما الوجه والكفان ظاهرهما وباطنهما ، فله رؤيتهما مكشوفين ولو شابة بلا عذر من شهادة أو طب ، إلا لخوف فتنة أو قصد لذة فيحرم ، كنظر لأمرد ، كما للفاكهاني والقلشاني

“Aurat wanita di depan lelaki muslim ajnabi yakni seluruh tubuh selain wajah serta telapak tangan. Bahkan suara indahnya juga aurat. Sedangkan wajah, telapak tangan luar serta dalam, boleh dinampakkan serta dilihat oleh laki-laki walaupun wanita tersebut masih muda baik sekedar melihat ataupun buat tujuan pengobatan. Kecuali jika khawatir timbul fitnah atau lelaki melihat wanita buat berlezat-lezat, maka hukumnya haram, sebagaimana haramnya melihat amraad. Hal ini juga diungkapkan oleh Al Faakihaani serta Al Qalsyaani” (Syarh Mukhtashar Khalil, 176)

*MADZHAB SYAFI’I*

Pendapat madzhab Syafi’i, aurat wanita di depan lelaki ajnabi (bukan mahram) yakni seluruh tubuh. Sehingga mereka mewajibkan wanita memakai cadar di hadapan lelaki ajnabi. Inilah pendapat mu’tamad madzhab Syafi’i.

Asy Syarwani berkata:

إن لها ثلاث عورات : عورة في الصلاة ، وهو ما تقدم ـ أي كل بدنها ما سوى الوجه والكفين . وعورة بالنسبة لنظر الأجانب إليها : جميع بدنها حتى الوجه والكفين على المعتمد وعورة في الخلوة وعند المحارم : كعورة الرجل »اهـ ـ أي ما بين السرة والركبة ـ

“Wanita mempunyai tiga jenis aurat, (1) aurat dalam shalat -sebagaimana sudah dijelaskan- yaitu seluruh badan kecuali wajah serta telapak tangan, (2) aurat terhadap pandangan lelaki ajnabi, yaitu seluruh tubuh termasuk wajah serta telapak tangan, menurut pendapat yang mu’tamad, (3) aurat dikala berdua bersama yang mahram, sama seperti laki-laki, yaitu antara pusar serta paha” (Hasyiah Asy Syarwani ‘Ala Tuhfatul Muhtaaj, 2/112)

*MADZHAB HAMBALI*

Imam Ahmad bin Hambal berkata:

كل شيء منها ــ أي من المرأة الحرة ــ عورة حتى الظفر

“Setiap bagian tubuh wanita yakni aurat, termasuk pula kukunya” (Dinukil dalam Zaadul Masiir, 6/31)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:

القول الراجح في هذه المسألة وجوب ستر الوجه عن الرجال الأجانب

“Pendapat yang kuat dalam masalah ini yakni wajib hukumnya bagi wanita buat menutup wajah dari pada lelaki ajnabi” (Fatawa Nurun ‘Alad Darb,

DALIL CELANA CINGKRANG

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Keadaan sarung seorang muslim hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya karna sombong maka Alloh tidak bakal melihatnya” [Hadits Riwayat. Abu Dawud 4093, Ibnu Majah 3573, Ahmad 3/5, Malik 12. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah 4331]

Menteri Agama koq ngurus yang ginian, emang Menteri Agama kagak punya kerjaan lain?. Pasca dilantik hingga hari ini kerjanya bikin kontroversi terus terhadap ummat Islam. Bukannya bikin suasana sejuk, damai serta adem ditengah ekonomi makin susah malah saban hari menebar permusuhan serta kebencian. Ada apa dengan dirimu Jenderal Fachrul Razi? Apa yang ingin kau cari Jenderal? Ingat umurmu sudah senja, takutlah pada Allah Ta’ala sebentar lagi kita bakal mati!

Bandung, 3 Rabiul Awwal 1441/31 Oktober 2019

*Penulis: Tarmidzi Yusuf
Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1505534299595038&id=100004154461762
[swa]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+