RIDHMEDIA - Perum Bulog menyatakan akan membuang 20 ribu ton cadangan beras pemerintah yang ada di gudang. Nilai beras tersebut mencapai Rp 160 miliar.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan, pemusnahan dilakukan karena usia penyimpanan beras sudah melebihi 1 tahun, artinya sudah mulai membusuk.
Terkait hal tersebut, anggota Komisi IV DPR Ono Surono menilai apa yang dikatakan Perum Bulog adalah peringatan kepada pemerintah untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan impor pangan khususnya beras.
Hal ini harus menjadi catatan pemerintah untuk hati-hati dalam melakukan kebijakan impor beras," ujar Ono kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/12).
Politisi PDI Perjuangan ini menyebutkan, seharusnya pemusnahan 20 ton beras oleh Perum Bulog tidak perlu dilakukan.
Kata dia, keputusan yang diambil Perum Bulog adalah soal sinergi data diantara pihak terkait. Dalam hal ini Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik.
"Faktor utamanya adalah data pertanian pangan yang berbeda-beda dari Mendag, Mentan dan BPS," demikian Ono. (Rmol)