RIDHMEDIA - Perlu dilakukan langkah tegas terhadap media asing Wall Street Journal (WSJ) yang memberitakan ormas Islam Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendapat gelontoran "uang diam" atas kasus pembantaian etnis Muslim Uighur di Xianjiang, China.
Penegasan itu disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (13/12).
"Harus disomasi itu media asing (WSJ). Karena (pemberitaannya) tendensius," tegasnya.
Menurut Adi, tudingan yang dilontarkan oleh WSJ pada Rabu (11/12) itu mesti dibuktikan dengan data dan fakta yang mendukung. Jika tidak, maka media asing itu telah menyebarkan berita bohong.
"Tuduhannya harus dibuktikan. Itu tuduhan serius dan tak main-main," kata Adi.
Sebab, kata pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini, ormas islam sekaliber Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) telah menyejarah dan sangat konsen terhadap kemanusiaan.
"Selama ini ormas Islam Indonesia cukup konsen dengan isu kemanusiaan. Karena itu, ormas yang dituding harus bersikap," tuturnya.
Lebih lanjut, Adi menyarankan agar media asing WSJ tersebut dilayangkan somasi akibat berita yang dilaporkan itu tendensius dan tak berdasar.
Somasi itu media asing," tandasnya.
Sekadar informasi, PP Muhammadiyah NU dan MUI telah mengklarifikasi dan memberikan bantahannya soal tudingan dari media asing tersebut.(rmol)