RIDHMEDIA - Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak tegas membatah tuduhan yang menyebut bahwa dia telah memerintahkan pembunuhan warga Mongolia Altantuya Shaariibuu saat menjabat. Najib bahkan mengatakan bahwa dia siap untuk mengambil sumpah di masjid untuk membantah tuduhan itu.
Hal itu ditegaskan Najib dalam sebuah unggahan di akun Facebook resminya pada hari ini (Rabu, 18/12). Dia mengatakan bahwa dia akan mengambil sumpah yang disebut sebagai sumpah laknat di Masjid Jamek di Kampung Baru setelah salat Jumat minggu ini.
Diketahui bahwa ketika seorang Muslim melakukan sumpah laknat, dia membuat janji sumpah suci bahwa diamengatakan yang sebenarnya, dan dia bersedia menerima kutukan jika dia berbohong.
"Saya bermaksud mengambil sumpat laknat untuk menyangkal tuduhan dalam deklarasi hukum yang dikeluarkan oleh Azilah Hadri," tulisnya, seperti dimuat Channel News Asia.
Azilah sendiri adalah seorang mantan polisi yang saat ini dijerat hukuman mati atas kasus pembunuhan itu. Awal pekan ini dia membuat pernyataan mengejutkan bahwa dia menangkap dan membunuh Altantuya atas perintah Najib yang pada saat itu menjabat sebagai wakil perdana menteri. Hal itu dilakukan karena Altantuya dianggap sebagai mata-mata asing.
Dia mengklaim bahwa Najib menunjukkan gerakan "menggorok tenggorokan" ketika menginstruksikan dia untuk menembak untuk membunuh Altantuya pada tahun 2006.
Najib menolak tuduhan Azilah dan menuduhnya sebagai rencana Pakatan Harapan untuk mendiskreditkannya dan untuk membungkamnya.
Altantuya sendiri ditembak mati dan tubuhnya diledakkan oleh bahan peledak kelas C4 militer di Shah Alam pada tahun 2006. Dia dikatakan sebagai kekasih Abdul Razak Baginda, seorang analis politik yang menasehati Najib dari 2000 hingga 2008.
Setelah kematiannya, Azilah dan sesama polisi Sirul Azhar Umar, yang keduanya adalah anggota Unit Tindakan Khusus (UTK) elit polisi, dijatuhi hukuman mati pada tahun 2009.
Azilah saat ini mendekam di balikm jeruji besi di Malaysia untuk menunggu hukuman mati. Sedangkan Sirul telah melarikan diri ke Australia sementara dengan jaminan pada tahun 2014. [rml]
Hal itu ditegaskan Najib dalam sebuah unggahan di akun Facebook resminya pada hari ini (Rabu, 18/12). Dia mengatakan bahwa dia akan mengambil sumpah yang disebut sebagai sumpah laknat di Masjid Jamek di Kampung Baru setelah salat Jumat minggu ini.
Diketahui bahwa ketika seorang Muslim melakukan sumpah laknat, dia membuat janji sumpah suci bahwa diamengatakan yang sebenarnya, dan dia bersedia menerima kutukan jika dia berbohong.
"Saya bermaksud mengambil sumpat laknat untuk menyangkal tuduhan dalam deklarasi hukum yang dikeluarkan oleh Azilah Hadri," tulisnya, seperti dimuat Channel News Asia.
Azilah sendiri adalah seorang mantan polisi yang saat ini dijerat hukuman mati atas kasus pembunuhan itu. Awal pekan ini dia membuat pernyataan mengejutkan bahwa dia menangkap dan membunuh Altantuya atas perintah Najib yang pada saat itu menjabat sebagai wakil perdana menteri. Hal itu dilakukan karena Altantuya dianggap sebagai mata-mata asing.
Dia mengklaim bahwa Najib menunjukkan gerakan "menggorok tenggorokan" ketika menginstruksikan dia untuk menembak untuk membunuh Altantuya pada tahun 2006.
Najib menolak tuduhan Azilah dan menuduhnya sebagai rencana Pakatan Harapan untuk mendiskreditkannya dan untuk membungkamnya.
Altantuya sendiri ditembak mati dan tubuhnya diledakkan oleh bahan peledak kelas C4 militer di Shah Alam pada tahun 2006. Dia dikatakan sebagai kekasih Abdul Razak Baginda, seorang analis politik yang menasehati Najib dari 2000 hingga 2008.
Setelah kematiannya, Azilah dan sesama polisi Sirul Azhar Umar, yang keduanya adalah anggota Unit Tindakan Khusus (UTK) elit polisi, dijatuhi hukuman mati pada tahun 2009.
Azilah saat ini mendekam di balikm jeruji besi di Malaysia untuk menunggu hukuman mati. Sedangkan Sirul telah melarikan diri ke Australia sementara dengan jaminan pada tahun 2014. [rml]