RIDHMEDIA - Indonesia selalu berkomitmen terhadap isu kemanusiaan dan perdamian dunia, terutama bila terjadi di kawasan.
Hal tersebut lah yang membuat Indonesia aktif untuk menyelesaikan persoalan pengungsi Rohingya yang saat ini sebagian besar berada di Coxs Bazar, Bangladesh.
Salah satu langkah yang dilakukan Indonesia adalah dengan membuat sebuah badan ad hoc task force atau satuan tugas sementara yang berfungsi untuk memantau implementasi Plenary Need Assessment (PNA) guna merepatriasi displaced person atau pengungsi.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, sejauh ini Indonesia bekerjasama dengan ASEAN sudah mengirim dua tim ke Cox's Bazar.
"Dan tim hari ini sedang menuju kembali, jadi saya masih menunggu informasi laporan mereka seperti apa," ujar Retno di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (20/12).
Tim pertama sendiri telah dikirim pada 27 hingga 29 Juli lalu. Sementara tim kedua pada 17 hingga 20 Desember.
Jika tim ini sudah menyelesaikan tugasnya, lanjut Retno, maka ada tiga elemen rekomendasi lanjutan.
"Pertama, meningkatkan kapasitas di pusat-pusat penerimaan dan juga transit area," terang Retno.
Selanjutnya adalah memperkuat diseminasi informas untuk membangun confidence terutama bagi pengungsi. Dan terakhir adalah memberikan dukungan pelayanan dasar yang sifatnya long term seperti pendidikan, kesehatan, pengadaan air bersih dan sebagainya.
"Untuk long term dapat dimitrakan dengan negara-negara lain di luar ASEAN," pungkas Retno. [rml]
Hal tersebut lah yang membuat Indonesia aktif untuk menyelesaikan persoalan pengungsi Rohingya yang saat ini sebagian besar berada di Coxs Bazar, Bangladesh.
Salah satu langkah yang dilakukan Indonesia adalah dengan membuat sebuah badan ad hoc task force atau satuan tugas sementara yang berfungsi untuk memantau implementasi Plenary Need Assessment (PNA) guna merepatriasi displaced person atau pengungsi.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, sejauh ini Indonesia bekerjasama dengan ASEAN sudah mengirim dua tim ke Cox's Bazar.
"Dan tim hari ini sedang menuju kembali, jadi saya masih menunggu informasi laporan mereka seperti apa," ujar Retno di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (20/12).
Tim pertama sendiri telah dikirim pada 27 hingga 29 Juli lalu. Sementara tim kedua pada 17 hingga 20 Desember.
Jika tim ini sudah menyelesaikan tugasnya, lanjut Retno, maka ada tiga elemen rekomendasi lanjutan.
"Pertama, meningkatkan kapasitas di pusat-pusat penerimaan dan juga transit area," terang Retno.
Selanjutnya adalah memperkuat diseminasi informas untuk membangun confidence terutama bagi pengungsi. Dan terakhir adalah memberikan dukungan pelayanan dasar yang sifatnya long term seperti pendidikan, kesehatan, pengadaan air bersih dan sebagainya.
"Untuk long term dapat dimitrakan dengan negara-negara lain di luar ASEAN," pungkas Retno. [rml]