Oleh: Zeng Wei Jian
AHMAD Dhani. Satu nama. One man. One mission: Saving a nation from itself.
Sedikit artis seperti Ahmad Dhani. Inspirative. Nurani membuatnya turun ke arena politik. In depth wisdom. Goyang the establishment.
Ahmad Dhani cucu kesayangan Omah Elvira Georgia Constantine. Dituduh rasis anti Tionghoa. Link Radikalis. Tapi partner bisnisnya Tionghoa. Jurubicara keluarganya adalah Aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma.
Dia pun dituduh anti Kristen. Padahal dalam dirinya ada darah Sunda, Jawa, Jerman, China dan Inggris.
“Jangan ceramahi saya soal kebhinekaan," tulisnya di buku Ahmad Dhani Pictoral Book. N I agree with him.
The Man with the Huge Brain Power. Konon dia Jewish. Keras kepala. Rockers. Anak nakal. Genius. The Zulu word "ubuntu" tepat buat Ahmad Dhani. Artinya; "My humanity is through you". Sufistik. Wawasannya luas. Tahu banyak hal. Mulai dari "khilafah" sampai Alien dari Zeta Reticuli star system.
Suatu kali Ahmad Dhani berkata, “Jika Prabowo itu Julius Caesar, saya itu Nero". Orang yang enggak baca sejarah pasti nggak ngerti maksudnya.
Ada quote dari Fahri Hamzah kepada Neno Warisman. Dia bilang, "Sayang Ahmad Dhani masuk Gerindra. Dia punya magnitude lebih besar dari Prabowo".
Seriously Mr Fahri...?? Are you joking around. "Well, time will reveal," kata Ahmad Dhani.
Setahun lalu, dia masuk penjara. Terombang-ambing Jakarta-Surabaya. Dua kasus jerat lehernya. Politik, & My world, sepih tanpa Ahmad Dhani.
In that prison, Ahmad Dhani; There he was, a king in exile. Kalo ada orang yang paling baik ya Ahmad Dhani. I call him; Kang Maz. Pikirannya liar. Me & him argue a lot. Beda pandangan di masalah Uighur, Jokowi dan demokrasi. Dia fans berat Rocky Gerung. "Dua orang, dua badan tapi satu jiwa," katanya. Preetttt...!!
Sekalipun beda keras, Ahmad Dhani nggak pernah zolim. Dia sangat terbuka. Klir. Ngga baper. Never had he attacked me.
Ahmad Dhani pantas disebut "chief of his big family". But he represents a much larger tribe. He is the chief of the tribe of courage and decency for all of mankind.
Besok dia keluar penjara. As he is about to walk to his freedom, sebuah tulisan keluar. Dia japri saya. "Masa yang nulis orang lain. Yang Deket kagak kelihatan," katanya sebagai footnotes.
Ahmad Dhani bisa ngiri juga. That's the relation between me & him. Dia ingin saya nulis sesuatu sebagai sambutan.
In fact, I thought about him in that cell, brave and proud and unbroken, fueled only by the power of his beliefs for the whole one year.
Dia nggak berubah. Penjara nggak sanggup mengalahkan Ahmad Dhani. His iron resolve was a beacon for our nation. At least, for me.(*)