Dari Aktivis Hingga Politisi Berkumpul Bahas Resolusi Konflik Bangsa Muslim

Ridhmedia
16/12/19, 05:01 WIB

RIDHMEDIA - Konflik kemanusiaan yang bersinggungan atau bahkan dialami oleh umat Islam tidak dapat dihindarkan. Iraq, Suriah, Rohingya, Uighur, hingga Kashmir adalah beberapa contoh yang dapat menggambarkan hal tersebut.

Kondisi ini lah yang membuat lembaga think tank internasional asal Turki, Ekonomik ve Sosyal Araştırmalar Merkezi (ESAM) menyelenggarakan sebuah konferensi internasional untuk merespons persoalan konflik yang menimpa bangsa-bangsa Muslim.

Sabtu (14/12), bertempat di Ankara, Turki, para tokoh politik, aktivis, dan intelektual muslim dari berbagai negara berkumpul di "28th International Congress of Muslim Communities Union". Tak terkecuali kehadiran dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).


Dalam pertemuan yang mengangkat tema "Peace, Justice, Mercy for a New World" itu, diisi dengan pidato dari berbagai tokoh hebat seperti Dewan Penasehat Presiden Turki Bülent Arınç, Presiden Partai Saadet Turki Temel Karamollaoğlu, Juru Bicara Hamas Palestina Sami Abu Zuhri, Perdana Menteri Bangsamoro Haji Murat Ibrahim, dan Presiden Vatan Party Libya Abdulhakim Belhaj.

"Kita di sini akan bertukar pandangan tentang solusi bersama yang bisa dicapai dalam menyikapi perubahaan dan perkembangan yang terjadi di dunia Islam," ujar Presiden ESAM, Recai Kutan dalam sambutannya seperti keterangan tertulis yang diterima wartawan.

Diungkapkan oleh Ketua Majelis Pertimbangan KAMMI Turki, Adhe Nuansa Wibisono, diharapkan inisiatif dari ESAM ini lebih jauh dapat didorong menjadi level dialog antar negara Muslim.

“Konferensi ESAM ini adalah titik permulaan yang baik dalam upaya resolusi konflik, selanjutnya kita perlu mendorong agar isu dunia Islam ini bisa dibahas lebih jauh ke dalam level negara, pemerintah dengan pemerintah," ujarnya.

Lebih lanjut, Adhe berharap Kuala Lumpur Summit yang disponsori oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, dan Perdana Menteri India Imran Khan dapat menjadi tempat untuk menindaklanjuti hasil konferensi tersebut sehingga benar-benar berdampak bagi dunia Islam. (Rmol)
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+