Dradjad Wibowo: Entah Apa Dasar Pemerintah Yakin Ekonomi Bisa Berjaya

Ridhmedia
15/12/19, 10:39 WIB
RIDHMEDIA - Tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia di tahun 2020 akan lebih sulit jika dibandingkan dengan tahun ini.

Hal itu didasari oleh tren konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto, aktivitas ekspor impor, dan belanja pemerintah cenderung melemah dibandingkan tahun 2018 hingga 2019.

Begitu kata begawan ekonomi, Dradjad Wibowo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/12).

Dia kemudian mengurai penerimaan pajak tahun 2019 yang mengalami terjun bebas. Catatan Ditjen Pajak menyebut bahwa hingga 10 Desember, penerimaan pajak baru mencapai Rp 1.136 triliun.

Realisasi ini baru mencapai 72 persen dari target di APBN 2019 yang sebesar Rp 1.577,56 triliun. Artinya masih ada minus Rp 441,56 triliun dan keadaan ini akan berdampak pada 2020.

“Lalu belanja APBN akan dibiayai dari mana? Akan utang besar-besaran,” kata wakil ketua Dewan Kehormatan PAN itu.

Indikasi lain yang akan mendorong pelemahan perekonomian Indonesia di 2020 antara lain pertumbuhan konsumsi yang melemah, defisit perdagangan dan neraca transaksi berjalan hingga investasi yang kurang produktif.

Atas dasar itu, tidak heran jika kemudian lembaga keuangan asing memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia anjlok ke bawah lima persen pada 2020.

Di satu sisi, Dradjad merasa heran dengan pernyataan-pernyataan pemerintah yang seolah menyebut bahwa ekonomi Indonesia baik-baik saja dan justru akan melejit.

“Saya rasa, analis ekonomi dalam maupun luar negeri relatif sepakat tentang ini. Entah apa dasar pemerintah meyakini ekonomi 2020 berjaya,” tandasnya. [rml]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+