RIDHMEDIA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) semakin dekat. Partai Politik pun sedang membuka lebar-lebar pintu mereka dengan memberikan kesempatan bagi kader dan masyarakat umum yang ingin maju mengikuti bursa calon Kepala Daerah.
Tak terkecuali anak presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang akan mengarungi Pilwalkot Solo, dan sang menantu Bobby Nasution di Pilwalkot Medan.
Terkait hal ini, publik pun mempertanyakan kapasitas anak dan menantu Jokowi tersebut untuk menjadi pemimpin di daerahnya.
Analis politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menjawabnya dalam salah satu program televisi yang diunggah melalui Twitter hari ini, Senin (16/12).
"Kalau kapasitas kita tidak boleh ragukan. Karena nggak punya hak juga kita menilai kapasitas orang lain," ujar Hendri Satrio dalam akun Twitter pribadinya.
Kendati begitu, pria yang akrab disapa Hensat ini mengatakan, baik Gibran maupun Bobby memiliki modal yang sangat kuat di politik saat ini.
"Tapi blood line atau jalur darah, dalam politik ini suatu keuntungan. Jadi apa sih modal politiknya Mas Gibran dan Bang Bobby? Ya memang Joko Widodo," ungkap founder lembaga survei Kedai Kopi itu.
Hensat menegaskan hal itu tentu tidak bisa dipungkiri. Meski demikian, majunya Gibran dan Bobby di Pilkada 2020 secara peraturan boleh-boleh saja.
Memang kita kalau mau lihat secara fair pertarungan, nanti setelah bapaknya selesai, kemudian mau maju, maju deh," kata Hensat.
"Tapi bicara momentum, itu susah buat Gibran. Saya yakin Gibran belajar dengan apa yang terjadi terhadap AHY. Karena begitu bapak SBY selesai, semua publik di Indonesia 'This is Jokowi's time'. Gak lagi pak SBY. Momentumnya sudah lewat," pungkasnya. (Rmol)