RIDHMEDIA - Rencana Bulog membuang 20 ribu ton cadangan beras pemerintah berujung pada gerakan #TangkapEnggar di media sosial.
Gerakan ini diinisiasi oleh Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule tak lama setelah kabar beras senilai Rp 160 miliar akan dibuang percuma.
Iwan menilai pembuangan beras itu erat kaitannya dengan impor ugal-ugalan yang dilakukan Kementerian Perdagangan era Enggartiasto Lukita. Tercatat 2 juta lebih beras diimpor pada tahun 2018 yang ujungnya besar menumpuk di gudang Bulog dan harus dibuang.
Namun demikian, gerakan #TangkapEnggar diakui Iwan tidak akan efektif menjerat politisi Nasdem itu. Ini lantaran Enggar memang kebal terhadap KPK.
Setidaknya hal tersebut terlihat dari tiga kali pemanggilan KPK yang semuanya tidak dipenuhi oleh Enggar. Pemanggilan itu berkaitan dengan kasus suap yang menimpa politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso.
Enggar bahkan tidak pernah dipanggil ke pengadilan meski namanya berulang kali disebut Bowo dalam kasus distribusi pupuk tersebut.
“Sudah mangkir berulangkali dari panggilan KPK, mestinya ada upaya paksa,” terang Iwan Sumule dalam akun Twitter pribadnya, Minggu (15/12).
Namun demikian, Iwan Sumule menilai upaya paksa itu seperti menghadapi kesulitan. Sebab, berdasarkan kabar yang diterimanya, tidak ada aparat KPK yang mau ditugaskan untuk lakukan upaya paksa.
“Biasanya tugas aparat polisi yang tugas di KPK. KPK telah dilemahkan. #TangkapEnggar,” pungkasnya.[rml]
Gerakan ini diinisiasi oleh Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule tak lama setelah kabar beras senilai Rp 160 miliar akan dibuang percuma.
Iwan menilai pembuangan beras itu erat kaitannya dengan impor ugal-ugalan yang dilakukan Kementerian Perdagangan era Enggartiasto Lukita. Tercatat 2 juta lebih beras diimpor pada tahun 2018 yang ujungnya besar menumpuk di gudang Bulog dan harus dibuang.
Namun demikian, gerakan #TangkapEnggar diakui Iwan tidak akan efektif menjerat politisi Nasdem itu. Ini lantaran Enggar memang kebal terhadap KPK.
Setidaknya hal tersebut terlihat dari tiga kali pemanggilan KPK yang semuanya tidak dipenuhi oleh Enggar. Pemanggilan itu berkaitan dengan kasus suap yang menimpa politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso.
Enggar bahkan tidak pernah dipanggil ke pengadilan meski namanya berulang kali disebut Bowo dalam kasus distribusi pupuk tersebut.
“Sudah mangkir berulangkali dari panggilan KPK, mestinya ada upaya paksa,” terang Iwan Sumule dalam akun Twitter pribadnya, Minggu (15/12).
Namun demikian, Iwan Sumule menilai upaya paksa itu seperti menghadapi kesulitan. Sebab, berdasarkan kabar yang diterimanya, tidak ada aparat KPK yang mau ditugaskan untuk lakukan upaya paksa.
“Biasanya tugas aparat polisi yang tugas di KPK. KPK telah dilemahkan. #TangkapEnggar,” pungkasnya.[rml]