RIDHMEDIA - Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Depok Ustaz Nuim Hidayat mengungkapkan kasus pencekalan atau pengasingan ke luar negeri yang dialami Habib Rizieq Syihab merupakan cara modern rezim memenjarakan tokoh.
“Kasus Habib ini adalah cara modern memenjarakan tokoh Islam Indonesia. Yaitu dengan mengasingkan ke luar negeri,” ungkap Ustaz Nuim dalam keterangannya yang disampaikan kepada Swamedium, Senin (2/12/2019) kemarin.
Menurut Ustaz Nuim, apa yang dialami Habib Rizieq ini mirip dengan kasus tokoh-tokoh terdahulu, bedanya kalau tokoh terdahulu diasingkan ke luar Jawa, sedangkan Habib Rizieq diasingkan ke luar negeri.
“Ini mirip dengan kasus Diponegoro yang diasingkan pemerintah Belanda ke Sulawesi. Juga Soekarno-Hatta dan lainnya,” ungkap dia.
Perbedaan lainnya lagi, lanjut Ustaz Nuim, kalau dulu yang mengasingkan tokoh adalah pemerintahan kolonial atau penjajah Belanda, sementara penyebab pengasingan Habib Rizieq ini adalah pemerintah Indonesia sendiri.
“Dari pidato Habib Rizieq (saat Reuni 212 kemarin), maka bisa disimpulkan bahwa pihak istana berbohong terhadap publik. Menurut Habib, yang menyebabkan beliau tidak bisa pulang ke Tanah Air adalah pemerintah Indonesia, bukan pemerintah Saudi. Habib sendiri ingin pulang ke tanah air,” jelas dia.
Untuk itu, Ustaz Nuim mendorong umat Islam agar memberi tekanan kepada pemerintah untuk segera memulangkan Habib Rizieq ke tanah air.
“Perlu ada demo besar bebaskan Habib Rizieq,” tukas Ustaz Nuim. [sm]
“Kasus Habib ini adalah cara modern memenjarakan tokoh Islam Indonesia. Yaitu dengan mengasingkan ke luar negeri,” ungkap Ustaz Nuim dalam keterangannya yang disampaikan kepada Swamedium, Senin (2/12/2019) kemarin.
Menurut Ustaz Nuim, apa yang dialami Habib Rizieq ini mirip dengan kasus tokoh-tokoh terdahulu, bedanya kalau tokoh terdahulu diasingkan ke luar Jawa, sedangkan Habib Rizieq diasingkan ke luar negeri.
“Ini mirip dengan kasus Diponegoro yang diasingkan pemerintah Belanda ke Sulawesi. Juga Soekarno-Hatta dan lainnya,” ungkap dia.
Perbedaan lainnya lagi, lanjut Ustaz Nuim, kalau dulu yang mengasingkan tokoh adalah pemerintahan kolonial atau penjajah Belanda, sementara penyebab pengasingan Habib Rizieq ini adalah pemerintah Indonesia sendiri.
“Dari pidato Habib Rizieq (saat Reuni 212 kemarin), maka bisa disimpulkan bahwa pihak istana berbohong terhadap publik. Menurut Habib, yang menyebabkan beliau tidak bisa pulang ke Tanah Air adalah pemerintah Indonesia, bukan pemerintah Saudi. Habib sendiri ingin pulang ke tanah air,” jelas dia.
Untuk itu, Ustaz Nuim mendorong umat Islam agar memberi tekanan kepada pemerintah untuk segera memulangkan Habib Rizieq ke tanah air.
“Perlu ada demo besar bebaskan Habib Rizieq,” tukas Ustaz Nuim. [sm]