Mahathir: Asing Ingin Negara-negara Muslim Saling Berkelahi

Ridhmedia
21/12/19, 13:32 WIB

RIDHMEDIA - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan beberapa negara asing ingin melihat negara-negara Muslim saling berkelahi sehingga tidak akan pernah jadi negara kuat. Pemimpin Malaysia ini menyerukan seluruh negara Muslim untuk memperkuat diri dan mandiri agar dapat melawan intervensi asing terhadap urusan internal mereka.

"Akan selalu ada gangguan dari negara lain," katanya saat sesi tanya jawab di Kuala Lumpur Summit, hari Kamis.

“Semua kekuatan besar ingin memengaruhi apa pun yang terjadi di negara kita. Tetapi bagi kita untuk melawan. Dan bagi kita untuk melawan, kita harus kuat dan mandiri," ujarnya, seperti dikutip dari Bernama, Jumat (20/12/2019).

Mahathir, yang jadi tuan rumah Kuala Lumpur Summit, menunjukkan bahwa ketergantungan pada negara-negara kuat atas bantuan dana, misalnya, juga membuat negara-negara yang bergantung itu menjadi negara yang rentan terhadap pengaruh eksternal.

"Apa yang kita lihat hari ini adalah terlalu banyak ketergantungan pada negara-negara yang kuat ini atas dana, atas peralatan, bahkan atas kehidupan kita. Supaya bisa mandiri, kita harus melawan pengaruh negara-negara asing yang ingin melihat kita saling bertarung sehingga kita tidak akan pernah kuat," paparnya.

Pada masalah lain, Mahathir meminta negara-negara Muslim untuk menyelesaikan masalah atau konflik melalui negosiasi dan arbitrasi atau bahkan melalui pengadilan.

Dia mengatakan menggunakan kekerasan, seperti perang, tidak akan pernah menyelesaikan masalah karena tindakan seperti itu hanya akan mengakibatkan kematian dan kehancuran.

"Jauh lebih baik berdiskusi. Jika Anda menganggap kita semua Muslim sebagai saudara, cara yang lebih baik untuk menyelesaikan (perselisihan apa pun) adalah bernegosiasi dengan tenang dan tidak membiarkan emosi kita, perasaan kita memengaruhi kita sampai pada titik di mana kita tidak dapat melihat alasan sama sekali," katanya.

“Kita harus menolak untuk berperang dan pergi berperang tetapi sebaliknya bernegosiasi dan menengahi,” imbuh Mahathir. [sn]
Komentar

Tampilkan

Terkini