RIDHMEDIA - Jika ada orang yang datang ke masjid bahkan tidak dikenal dan dia melaksanakan shalat, berzikir atau berdoa, maka kata Nabi saksikanlah bahwa dia orang beriman, dia orang baik.
“Jadi orang-orang di masjid itu orang baik, tidak perlu diawasi,” jelas Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Didin Hafidhuddin dalam sebuah kajian di Masjid Al Hijri, Kota Bogor, Ahad (8/12).
Kiai Didin menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw memerintahkan di masjid itu membangun khusnuzon (berbaik sangka) bukan kecurigaan. “Tidak ada manfaatnya curiga kepada orang yang ahli masjid, yang memakmurkan masjid. Jadi jangan sembarangan lah, hanya karena ingin mempertahankan kekuasaan kemudian bisa seenaknya mencurigai orang-orang di masjid,” tegasnya.
Seharusnya, kata Kiai Didin, yang perlu diawasi itu pasar. Di pasar perlu ada lembaga pengawas yang fungsinya agar jangan ada penimbunan, penipuan, jangan ada gejolak harga yang tidak terkendali.
Kembali soal ahli masjid, di dalam surat At Taubah ayat 108 digambarkan siapa itu yang suka memakmurkan masjid. Selain untuk menegakkan shalat, berzikir dan ibadah lainnya, di masjid itu adalah orang-orang yang ingin membersihkan hati dan pikirannya dari sifat-sifat yang jelek. Masjid harus menjadi sarana untuk menguatkan dan mempersatukan umat.
“Jadi kita harus mencintai orang-orang yang ahli masjid sebagai konsekuensi cinta kita kepada Allah. Jangan dicurigai orang yang ahli masjid, apalagi kepada anak muda yang ahi masjid, mereka adalah calon pemimpin yang baik,” tandas Kiai Didin.[]