Muslimah AS Alami Perlakuan tak Mengenakkan Maskapai

Ridhmedia
10/12/19, 12:21 WIB
RIDHMEDIA - Seorang Muslimah di Amerika Serikat (AS) menerima perlakukan yang tidak menyenangkan dari pelayanan pesawat yang ditumpanginya.

Muslimah ini diancam akan dikeluarkan dari pesawat lantaran dia meminta bertukar tempat duduk agar bisa duduk di dekat keluarganya.

Hal ini disampaikan sang suami, Mehdi Hasan, yang juga merupakan jurnalis Inggris yang berbasis di AS. Dia mengungkapkan dalam cuitan di Twitter, bahwa istrinya menangis setelah seorang pramugari Southwest Airlines mengatakan kepadanya bahwa dia akan diantar keluar dari pesawat jika bertanya apakah ada penumpang lain yang mau bertukar tempat duduk.

Dia menceritakan, bahwa insiden itu dialaminya selama penerbangan dari Houston dan Washington DC pada 1 Desember 2019 lalu.

Hasan menyebut insiden ini sebagai sikap yang 'rasis'. Sebab, maskapai ini menerapkan kebijakan kursi terbuka. Sehingga, penumpang bisa duduk di tempat yang mereka sukai berdasarkan sistem kedatangan pertama dan dilayani pertama.

Hasan mengeluhkan ini di jejaring Twitter yang kemudian menjadi viral. "Hei @SouthwestAir: tidak terlihat baik untuk pramugari Anda di SW5539 ke DC tadi malam untuk memberi tahu dengan keras wanita berkulit cokelat dengan memakai jilbab bahwa dia akan 'diantar keluar dari pesawat' karena membuat orang merasa 'tidak nyaman', karena dia ingin duduk bersama suami dan anak-anaknya," kata Hasan dalam cuitan Twitternya, seperti dilansir di The Independent, Selasa (10/12).

Selanjutnya, dia mengungkapkan bahwa sang pramugari memanggi staf darat ke pesawat dan mengeluhkan tentang istrinya itu.

Menurut Hasan, langkah demikian justru memperburuk situasi, hanya karena istrinya dengan sopan bertanya kepada seorang pria apakah dia akan memberikan tempat duduknya untuk keluarga mereka. Bahkan, pria tersebut menurutnya juga tampak baik dan biasa saja dengan mereka.

Tidak hanya itu, dia juga menyebut bahwa sesama penumpang mendukung keluarganya dan banyak ada yang memprotes pramugari tersebut. Penumpang lain bahkan ada yang mengatakan bahwa anggota kru pesawat itu memperlakukan istrinya seperti ular berbisa.

"Terima kasih telah merusak akhir perjalanan Thanksgiving kami dan membuat istri saya menangis, karena dia ingin kami semua duduk bersama sebagai keluarga, sementara pramugari Anda ingin memilihnya dan mempermalukannya," tambahnya.

Hasan mengaku tidak berencana untuk terbang lagi dengan maskapai tersebut. Dalam serangkaian Tweet, jurnalis itu juga mengatakan bahwa dia bahkan lebih marah setelah menerima tanggapan dari pihak maskapai. Pasalnya, maskapai menolak untuk meminta maaf di depan publik.

Pihak maskapai hanya menawarkan permintaan maaf dan voucher perjalanan yang tidak menutupi biaya penerbangan mereka.

Hasan juga menyebut pihak maskapai terkesan tidak peduli dan bahkan menutupi adanya insiden rasisme dan pelecehan di atas pesawat.

"Southwest Airlines tidak menganggap serius apa yang terjadi pada istri saya, atau POC lainnya dalam situasi yang sama. Tidak ada pengakuan rasisme, atau penargetan, tidak ada janji pelatihan anti-bias, tidak ada permintaan maaf publik," kata Hasan.

Sementara itu, seorang juru bicara pihak maskapai mengatakan kepada The Sun bahwa dia mengetahui tentang pesan media sosial pelanggan.

Selain itu, pihaknya mulai meneliti tentang pesan media soal pelanggan tersebut, meneliti penerbangan dan megumpulkan informasi secara internal. 

"Kami juga menjangkau pelanggan secara langsung untuk mendiskusikan pengalaman keluarganya sebelum keberangkatan. Dari diskusi awal kami, kami memahami bahwa beberapa penumpang pada Penerbangan 5539 terlibat dalam perselisihan mengenai pemilihan kursi di dekat akhir boarding. (Southwest tidak menetapkan kursi, pelanggan memilih tempat duduk mereka saat mereka naik pesawat).

Sementara itu, pihak maskapai mengatakan bahwa awak pesawat meminta pengawas layanan pelanggan datang untuk membantu mengatasi situasi tersebut.

Mereka melakukan percakapan hingga permasalahan selesai sebelum pesawat meninggalkan gerbang terminal.

"Keluarga itu bisa duduk bersama dan penerbangan tiba dengan selamat di Washington, DC pada hari Ahad malam. Kami tetap berkomunikasi dengan pelanggan yang mengirim tweet dan bekerja untuk mengatasi kekhawatirannya secara langsung," kata pihak maskapai Southwest Airlines. [rol]
Komentar

Tampilkan

Terkini