RIDHMEDIA - Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Habib Novel Bamukmin angkat bicara perihal rencana Kementerian Agama (Kemenag) yang akan menghilangkan materi tentang khilafah dan jihad dari pelajaran sekolah.
Dilansir dari Pojoksatu.id, Selasa (10/12/2019), Novel menyatakan, khilfah dan jihad sama sekali tak bisa dipisahkan dari syariat islam.
Jika benar khilafah dan jihda dihilangkan dari mata pelajaran, diyakininya akan membuat pelajar murtad dan keluar dari Islam.
“Lagi-lagi Menteri Agama membuat kegaduhan, karena memang enggak paham ajaran agama Islam,” ujar Novel saat dihubungi.
Anak buah Habib Rizieq Shihab itu menduga, Menag mendapat bisikan dan arahan yang orang-orang yang salah.
“Dia diduga meminta pendapat kepada orang yang berpaham sepilis. Atau sekularisme, pluralisme, liberalisme yang sudah difatwa haram oleh MUI,” ujarnya.
Novel juga mengaku heran dengan pernyataan Fachrul Razi yang sempat menyatakan dirinya bukan sebagai menteri agama Islam.
“Tetapi kok Islam terus yang dikritisi,” heran dia.
Karena itu, ia curiga ada agenda tersembunyi dari pemerintah terkait penunjukan mantan Wakil Panglima TNI itu sebagai Menag.
“Ada agenda apa oleh pemerintah memberikan jabatan Menteri Agama yang enggak paham agama Islam ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menag Fachrul Razi mengakui khilafah memang ada di sejarah Islam, akan tetapi saat ini, para pengajarnya sudah menyimpang.
“Mungkin nggak tahu kesalahannya di mana, yang jadi pengajarnya justru menyimpang ke mana-mana, (akhinya) mengkampanyekan khilafah,” kata Fachrul Razi di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).
Ia menilai, materi khilafah dalam pelajaran sekolah memang harus diwaspadai dan dibatasi.
“Dikasih batasannya supaya tidak melebar ke mana-mana. Pengajarnya juga,” sambungnya. [ljc]
Dilansir dari Pojoksatu.id, Selasa (10/12/2019), Novel menyatakan, khilfah dan jihad sama sekali tak bisa dipisahkan dari syariat islam.
Jika benar khilafah dan jihda dihilangkan dari mata pelajaran, diyakininya akan membuat pelajar murtad dan keluar dari Islam.
“Lagi-lagi Menteri Agama membuat kegaduhan, karena memang enggak paham ajaran agama Islam,” ujar Novel saat dihubungi.
Anak buah Habib Rizieq Shihab itu menduga, Menag mendapat bisikan dan arahan yang orang-orang yang salah.
“Dia diduga meminta pendapat kepada orang yang berpaham sepilis. Atau sekularisme, pluralisme, liberalisme yang sudah difatwa haram oleh MUI,” ujarnya.
Novel juga mengaku heran dengan pernyataan Fachrul Razi yang sempat menyatakan dirinya bukan sebagai menteri agama Islam.
“Tetapi kok Islam terus yang dikritisi,” heran dia.
Karena itu, ia curiga ada agenda tersembunyi dari pemerintah terkait penunjukan mantan Wakil Panglima TNI itu sebagai Menag.
“Ada agenda apa oleh pemerintah memberikan jabatan Menteri Agama yang enggak paham agama Islam ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menag Fachrul Razi mengakui khilafah memang ada di sejarah Islam, akan tetapi saat ini, para pengajarnya sudah menyimpang.
“Mungkin nggak tahu kesalahannya di mana, yang jadi pengajarnya justru menyimpang ke mana-mana, (akhinya) mengkampanyekan khilafah,” kata Fachrul Razi di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).
Ia menilai, materi khilafah dalam pelajaran sekolah memang harus diwaspadai dan dibatasi.
“Dikasih batasannya supaya tidak melebar ke mana-mana. Pengajarnya juga,” sambungnya. [ljc]