PBNU Merasa Dimanfaatkan di Pilpres, Ini Cara Menghindarinya?

Ridhmedia
30/12/19, 11:46 WIB
Ridhmedia - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menyebut suara umat Islam hanya dimanfaatkan para elit politik saat pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Namun, saat pesta demokrasi lima tahunan itu selesai, kelompok mayoritas di Indonesia itu ditinggalkan.

Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar, membenarkan pernyataan tersebut. Maka itu dia meminta agar umat Islam merespons pernyataan itu secara positif dengan melakukan lima hal.

Pertama, memasyarakatkan pernyataan Said Aqil tersebut. Ini agar menjadi kesadaran semua umat Islam untuk mewujudkan kebaikan nasib umat.

Kedua, meningkatkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa). Tujuan ketiga hal tersebut untuk mengukuhkan kebersamaan dan persatuan.

Ketiga, meningkatkan komunikasi, dialog, toleransi, dan saling pengertian antarsesama anak bangsa. Terutama umat Islam untuk mencegah perpecahan.

Keempat, menggalang kekuatan nasional dari semua kekuatan bangsa tanpa memandang unsur agama, suku, antargolongan dan ras untuk bekerja sama. Tak hanya itu, masyarakat dan pemerintah harus mewujudkan tujuan Indonesia merdeka.

“(Tujuan itu) tercantum dalam Mukadimah UUD 1945 dan Pancasila khususnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Musni Umar melalui laman resminya, Senin (30/12).

Kemudian poin terakhir yang harus dilakukan adalah memperlihatkan, menjaga, dan mengupayakan terus-menerus kebersamaan, persatuan, dan kesatuan seluruh bangsa Indonesia. Terutama umat Islam yang mudah dan suka diadu domba dan dipecah-belah.

“Dengan melakukan lima hal ini, diharapkan pernyataan Ketua Umum PBNU memberi pengaruh dalam upaya mewujudkan keadilan terhadap umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia,” ucap Musni.[ns]
Komentar

Tampilkan

Terkini