RIDHMEDIA - Politikus PDIP Junimart Girsang mengatakan partainya sedang mengkaji pernyataan Rocky Gerung soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mempertimbangkan akan melaporkan Rocky. Partai Demokrat mempertanyakan rencana melaporkan Rocky itu.
"Silahkan aja ya kalau mau melapor. Itu kan hak individu. Tapi apa tidak aneh? Bang Junimart kan hadir di acara itu harusnya dia bantah dan lawan sekeras-kerasnya dong Rocky Gerung di forum itu. Bukan selesai diskusi malah lapor polisi," kata Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon, kepada wartawan, Rabu (4/12/2019) malam.
detikcom telah menghubungi Rocky terkait pernyataannya dan tagar #RockyGerungMenghinaPresiden maupun rencana PDIP melaporkannya, namun belum direspons. Rocky sendiri sudah berjaket Partai Demokrat pada Maret 2019 lalu.
Kembali ke Jansen, dia mengatakan dalam diskusi yang ditayangkan di TV biasanya argumen para narasumber memang tajam. Menurutnya, kalau tak sanggup menghadapi argumen yang tajam lebih baik tidak tampil di diskusi.
"Kalau tidak siap memang baiknya jangan tampil. Kalau saya sih selama ini prinsipnya ayo kita habis-habisan dan tumbangkan lawan di meja diskusi, kalau kita kalah argumen ya kita belajar lagi, habis itu kita 'tarung' lagi di forum diskusi berikutnya. Sejak dulu tradisi diskusi itu memang keras apalagi di TV itu dua pihak yang bersebrangan kan dihadirkan," tuturnya.
Jansen menyebut selama ini setiap perbedaan pendapat bakal tuntas di meja diskusi. Dia menilai jika ada ucapan selama diskusi yang dilaporkan ke polisi setelahnya, maka orang-orang akan takut berdiskusi.
"Namun, semua perbedaan itu selesai di meja diskusi, habis itu kita salaman. Kalau pasca-diskusi jadi berujung laporan polisi, besok-besok pasti tidak ada lagi yang mau ngajak dia diskusi. Karena diskusi itu ajang adu pendapat dan pikiran, kalau jadi ke Polisi buat apa diskusi," ujar Jansen.
Sebelumnya, Junimart mengaku sudah melaporkan ke pengurus DPP PDIP soal pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi tak paham Pancasila. Junimart sedang menunggu hasil kajian dari DPP dan akan melaporkan Rocky Gerung.
"Saya sudah koordinasi-komunikasi dengan DPP dan DPP sedang mengkaji laporan yang saya sampaikan ke DPP. Segera saya laporkan (jika sudah ada hasil kajian). Saya sudah siapkan berkasnya, dan saya sudah bikin resume untuk itu," kata Junimart di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Menurut Junimart, sudah ada kelompok masyarakat yang berniat melaporkan Rocky Gerung. Junimart menyatakan kesediaannya menjadi saksi.
Pernyataan soal Jokowi yang tak paham Pancasila itu disampaikan Rocky dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One. Rocky mulanya mengatakan bahwaw Pancasila gagal sebagai ideologi.
"Pancasila itu sebagai ideologi gagal. Karena bertentangan sila-silanya. Saya pernah tulis risalah panjang lebar di Majalah Prisma dengan riset akademis yang kuat bahwa Pancasila itu bukan ideologi dalam pengertian akademik. Dalam diskurs akademis. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, mengakui bahwa perbuatan manusia hanya bermakna kalau diorientasikan ke langit. Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Apa dalilnya bahwa saya boleh berbuat baik tanpa menghadap langit, itu namanya humanisme tu. Lalu saya berbuat baik supaya masuk surga, artinya kemanusiaan saya itu palsu. Sila kelima Keadilan Sosial. Versi siapa? Liberalisme? Libertarianisme. Orang boleh isi sila kelima itu dengan marxisme, boleh saja. Diisi dengan Islamisme boleh saja. Karena tidak ada satu keterangan final tentang isi dari Keadilan Sosial itu," kata Rocky seperti dilihat detikcom, Rabu (4/12).
Rocky kemudian mengatakan bahwa tidak ada orang yang Pancasilais di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi. Dia menilai, Jokowi hanya hafal Pancasila namun tak memahaminya.
"Saya tidak pancasilais, siapa yang berhak menghukum atau mengevaluasi saya? Harus orang yang pancasilais, lalu siapa? Tidak ada tuh. Jadi sekali lagi, polisi Pancasila, presiden juga tak mengerti Pancasila. Dia hafal tapi dia nggak ngerti. Kalau dia paham dia nggak berutang, dia nggak naikin BPJS," imbuh dia.[dtk]
"Silahkan aja ya kalau mau melapor. Itu kan hak individu. Tapi apa tidak aneh? Bang Junimart kan hadir di acara itu harusnya dia bantah dan lawan sekeras-kerasnya dong Rocky Gerung di forum itu. Bukan selesai diskusi malah lapor polisi," kata Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon, kepada wartawan, Rabu (4/12/2019) malam.
detikcom telah menghubungi Rocky terkait pernyataannya dan tagar #RockyGerungMenghinaPresiden maupun rencana PDIP melaporkannya, namun belum direspons. Rocky sendiri sudah berjaket Partai Demokrat pada Maret 2019 lalu.
Kembali ke Jansen, dia mengatakan dalam diskusi yang ditayangkan di TV biasanya argumen para narasumber memang tajam. Menurutnya, kalau tak sanggup menghadapi argumen yang tajam lebih baik tidak tampil di diskusi.
"Kalau tidak siap memang baiknya jangan tampil. Kalau saya sih selama ini prinsipnya ayo kita habis-habisan dan tumbangkan lawan di meja diskusi, kalau kita kalah argumen ya kita belajar lagi, habis itu kita 'tarung' lagi di forum diskusi berikutnya. Sejak dulu tradisi diskusi itu memang keras apalagi di TV itu dua pihak yang bersebrangan kan dihadirkan," tuturnya.
Jansen menyebut selama ini setiap perbedaan pendapat bakal tuntas di meja diskusi. Dia menilai jika ada ucapan selama diskusi yang dilaporkan ke polisi setelahnya, maka orang-orang akan takut berdiskusi.
"Namun, semua perbedaan itu selesai di meja diskusi, habis itu kita salaman. Kalau pasca-diskusi jadi berujung laporan polisi, besok-besok pasti tidak ada lagi yang mau ngajak dia diskusi. Karena diskusi itu ajang adu pendapat dan pikiran, kalau jadi ke Polisi buat apa diskusi," ujar Jansen.
Sebelumnya, Junimart mengaku sudah melaporkan ke pengurus DPP PDIP soal pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi tak paham Pancasila. Junimart sedang menunggu hasil kajian dari DPP dan akan melaporkan Rocky Gerung.
"Saya sudah koordinasi-komunikasi dengan DPP dan DPP sedang mengkaji laporan yang saya sampaikan ke DPP. Segera saya laporkan (jika sudah ada hasil kajian). Saya sudah siapkan berkasnya, dan saya sudah bikin resume untuk itu," kata Junimart di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Menurut Junimart, sudah ada kelompok masyarakat yang berniat melaporkan Rocky Gerung. Junimart menyatakan kesediaannya menjadi saksi.
Pernyataan soal Jokowi yang tak paham Pancasila itu disampaikan Rocky dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One. Rocky mulanya mengatakan bahwaw Pancasila gagal sebagai ideologi.
"Pancasila itu sebagai ideologi gagal. Karena bertentangan sila-silanya. Saya pernah tulis risalah panjang lebar di Majalah Prisma dengan riset akademis yang kuat bahwa Pancasila itu bukan ideologi dalam pengertian akademik. Dalam diskurs akademis. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, mengakui bahwa perbuatan manusia hanya bermakna kalau diorientasikan ke langit. Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Apa dalilnya bahwa saya boleh berbuat baik tanpa menghadap langit, itu namanya humanisme tu. Lalu saya berbuat baik supaya masuk surga, artinya kemanusiaan saya itu palsu. Sila kelima Keadilan Sosial. Versi siapa? Liberalisme? Libertarianisme. Orang boleh isi sila kelima itu dengan marxisme, boleh saja. Diisi dengan Islamisme boleh saja. Karena tidak ada satu keterangan final tentang isi dari Keadilan Sosial itu," kata Rocky seperti dilihat detikcom, Rabu (4/12).
Rocky kemudian mengatakan bahwa tidak ada orang yang Pancasilais di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi. Dia menilai, Jokowi hanya hafal Pancasila namun tak memahaminya.
"Saya tidak pancasilais, siapa yang berhak menghukum atau mengevaluasi saya? Harus orang yang pancasilais, lalu siapa? Tidak ada tuh. Jadi sekali lagi, polisi Pancasila, presiden juga tak mengerti Pancasila. Dia hafal tapi dia nggak ngerti. Kalau dia paham dia nggak berutang, dia nggak naikin BPJS," imbuh dia.[dtk]