Protes Tolak UU Kewarganegaraan Anti Muslim India Terus Berkobar, 6 Tewas

Ridhmedia
16/12/19, 07:32 WIB
RIDHMEDIA - Sedikitnya enam orang tewas dalam serangkian aksi demontrasi di timur laut India untuk menentang undang-undang kewarganegaraan yang mendiskriminasi Muslim. Para demonstran yang marah pada Ahad (15/12/2019) bersumpah untuk melanjutkan demonstrasi menentang undang-undang yang baru disahkan itu.

Ketegangan masih tinggi di kota Guwahati, kota terbesar negara bagian Assam di timur laut India. Polisi memberlakukan pengamanan ketat di daerah tersebut dan menggelar patroli rutin.

Undang-undang baru yang disahkan oleh parlemen pada Rabu lalu itu memungkinkan pemerintah India memberi kewarganegaraan kepada jutaan imigran ilegal dari tiga negara tetangga pada atau sebelum 31 Desember 2014, asalkan mereka bukan Muslim.

Negara-negara ini adalah Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan.

Menurut keterangan pejabat, empat korban tewas akibat peluru polisi sementara satu lainnya tewas ketika sebuah toko dibakar. Korban keenam terbunuh setelah dikeroyok selama demonstrasi, menurut yang diumumkan para pejabat.

Sekitar lima ribu orang berpartisipasi dalam demonstrasi baru di Guwahati pada Ahad dengan penjagaan ketat ratusan polisi. Para peserta meneriakkan slogan-slogan anti-hukum dan memegang spanduk bertuliskan “Hidup Assam.”

Undang-undang itu menimbulkan ketakutan umat Islam, dan perubahan yang diusulkan itu menimbulkan protes di mana penduduk yang tidak puas dengan masuknya umat Hindu dari Bangladesh yang akan mendapat manfaat dari hukum.

“Assam akan terus memprotes. India adalah negara demokratis dan pemerintah harus mendengarkan kami,” kata Karan Milli, salah satu demontran yang rekannya tewas.

“Kami tidak menginginkan kekerasan, tetapi demonstrasi akan berlanjut … Warga Assam tidak akan berhenti sampai pemerintah mencabut undang-undang itu,” kata pengunjuk rasa lainya, Pratima Sharma, kepada France Press.

Para pejabat mengatakan bahwa produksi minyak dan gas di negara bagian itu terpengaruh oleh jam malam, kendati ada pembatasan pada Ahad dan pembukaan beberapa toko.

Di negara bagian Benggala Barat, di mana protes berlanjut untuk hari ketiga, kepala menteri India Mamata Banerjee memerintahkan penghentian layanan Internet di banyak daerah.

Para demonstran membakar ban dan mengorganisir pemogokan di jalan raya dan jalur kereta api dan membakar kereta api dan bus. Pihak berwenang mendorong polisi anti huru hara untuk membubarkan para demonstran sambil menghentikan layanan kereta api di beberapa daerah di negara bagian.

Di New Delhi, beberapa bus dibakar dan rekaman video di media sosial menunjukkan polisi menembakkan gas air mata ke arah para demonstran.

Pers Trust India melaporkan bahwa sekitar 35 orang terluka dalam bentrokan dan dibawa ke rumah sakit, sementara pihak berwenang mengatakan bahwa sekolah-sekolah di daerah itu akan ditutup pada Senin.

Polisi juga memasuki Universitas Islam Jamia Melia di Delhi setelah bentrokan untuk menangkap beberapa orang, meskipun universitas mengatakan bahwa para siswanya tidak berpartisipasi dalam kekerasan.

Sumber: kiblat.net
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+