RIDHMEDIA - Kecurigan pada acara Reuni Akbar 212 akan berujung hal-hal yang tidak diinginkan terbantahkan. Pasalnya, acara solaturahmi yang dibalut dengan Maulid Nabi Muhammad SAW berjalan dengan tertib dan aman.
Mantan wakil ketua DPR Fadli Zon pun berkesimpulan bahwa kecurigaan dan islamophobia yang didengungkan dalam menyambut Reuni Akbar 212 merupakan hal yang membahayakan bagi persatuan bangsa Indonesia.
"Saya kira bentuk-bentuk kecurigaan dan kebijakan yang belakangan islamofobia, ini yang saya kira sangat membahayakan bagi persatuan nasional kita," ucap ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI itu kepada wartawan usai menghadiri acara Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta, Senin (2/12).
Ke depan, wakil ketua umum Partai Gerindr itu meminta agar kegiatan semacam Reuni 212 harus disikapi dengan bijaksana. Apalagi, acara seperti ini diselenggarakan oleh para ulama dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang baik seperti maulid.
"Saya kira justru itu yang akan menciptakan kedamaian, bukan disikapi dengan kecurigaan, kemudian stigmatisasi radikal dan lain-lain,” ujarnya.
“Menurut saya sekarang, ancaman kita justru mereka yang menciptakan stigma itu," demikian Fadli. [rml]
Mantan wakil ketua DPR Fadli Zon pun berkesimpulan bahwa kecurigaan dan islamophobia yang didengungkan dalam menyambut Reuni Akbar 212 merupakan hal yang membahayakan bagi persatuan bangsa Indonesia.
"Saya kira bentuk-bentuk kecurigaan dan kebijakan yang belakangan islamofobia, ini yang saya kira sangat membahayakan bagi persatuan nasional kita," ucap ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI itu kepada wartawan usai menghadiri acara Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta, Senin (2/12).
Ke depan, wakil ketua umum Partai Gerindr itu meminta agar kegiatan semacam Reuni 212 harus disikapi dengan bijaksana. Apalagi, acara seperti ini diselenggarakan oleh para ulama dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang baik seperti maulid.
"Saya kira justru itu yang akan menciptakan kedamaian, bukan disikapi dengan kecurigaan, kemudian stigmatisasi radikal dan lain-lain,” ujarnya.
“Menurut saya sekarang, ancaman kita justru mereka yang menciptakan stigma itu," demikian Fadli. [rml]