RIDHMEDIA - Pertengkaran mengenai masalah ideologi harus menjadi resolusi Indonesia di tahun 2020 mendatang.
Begitu harapan filsuf dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne dengan tema "Maju-Mundur Izin FPI", Selasa malam (3/12).
Dia mengingatkan bahwa negara yang ngotot untuk punya ideologi hanya ada dua macam. Sementara Indonesia, bukan bagian dari keduanya.
“Negara yang ngotot punya ideologi cuma komunisme dan fasisme,” terangnya.
Pernyataan Rocky Gerung tersebut menanggapi berbagai kasus politik di negeri ini yang acapkali dituduhkan tidak pancasilais. Seperti perpanjangan izin FPI yang harus menandatangani ikrar setia Pancasila dan NKRI.
Termasuk, permintaan Wakil Presiden Maruf Amin yang meminta polisi untuk hadir ke masjid mengawasi dakwah yang bertentangan dengan Pancasila dan menebar kebencian.
Secara tegas, Rocky mengatakan bahwa Pancasila tidak bisa masuk dalam kategori ideologi. Sebab sila-sila yang ada saling bertentangan dalam pengertian akademik dan diskursus.
Dia kemudian mengurai pertentangan antara sila pertama dan kedua. Sila pertama, ujarnya, berisi pengakuan bahwa perbuatan manusia hanya boleh bermakna jika diorientasikan ke langit atau Tuhan.
Sementara sila kedua sebaliknya. Siapapun bisa berbuat baik tanpa harus menghadap langit.
“Itu namanya humanisme. Kalau saya (humanis) berbuat baik dengan pahala masuk surga, artinya kemanusiaan saya palsu,” tegasnya.
Rocky juga menyebut bahwa sila kelima tidak detail mengurai mengenai keadilan sosial. Sebab orang bisa berpikir liar bahwa keadilan sosial bisa berpatokan pada marxisme maupun islamisme.
“Karena tidak ada keterangan final tentang keadilan sosial,” demikian Rocky Gerung. [rm]
Begitu harapan filsuf dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne dengan tema "Maju-Mundur Izin FPI", Selasa malam (3/12).
Dia mengingatkan bahwa negara yang ngotot untuk punya ideologi hanya ada dua macam. Sementara Indonesia, bukan bagian dari keduanya.
“Negara yang ngotot punya ideologi cuma komunisme dan fasisme,” terangnya.
Pernyataan Rocky Gerung tersebut menanggapi berbagai kasus politik di negeri ini yang acapkali dituduhkan tidak pancasilais. Seperti perpanjangan izin FPI yang harus menandatangani ikrar setia Pancasila dan NKRI.
Termasuk, permintaan Wakil Presiden Maruf Amin yang meminta polisi untuk hadir ke masjid mengawasi dakwah yang bertentangan dengan Pancasila dan menebar kebencian.
Secara tegas, Rocky mengatakan bahwa Pancasila tidak bisa masuk dalam kategori ideologi. Sebab sila-sila yang ada saling bertentangan dalam pengertian akademik dan diskursus.
Dia kemudian mengurai pertentangan antara sila pertama dan kedua. Sila pertama, ujarnya, berisi pengakuan bahwa perbuatan manusia hanya boleh bermakna jika diorientasikan ke langit atau Tuhan.
Sementara sila kedua sebaliknya. Siapapun bisa berbuat baik tanpa harus menghadap langit.
“Itu namanya humanisme. Kalau saya (humanis) berbuat baik dengan pahala masuk surga, artinya kemanusiaan saya palsu,” tegasnya.
Rocky juga menyebut bahwa sila kelima tidak detail mengurai mengenai keadilan sosial. Sebab orang bisa berpikir liar bahwa keadilan sosial bisa berpatokan pada marxisme maupun islamisme.
“Karena tidak ada keterangan final tentang keadilan sosial,” demikian Rocky Gerung. [rm]