RIDHMEDIA - Peserta Reuni Akbar 212 tak hanya datang dari Jabodetabek dan Pulau Jawa. Satu keluarga asal Indonesia Timur juga hadir dengan menumpang kapal laut untuk menghadiri Reuni Akbar 212 dan Maulid Agung di Monas, Jakarta. Keluarga ini datang dari Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, Maluku.
“Kami sekeluarga datang jauh-jauh dari Maluku melihat 212 ini momentum persatuan umat Islam, dimana lintas elemen, lintas organisasi dan lintas golongan semuanya bersatu disini dalam momentum ukhuwah Islamiyah,” kata Ustaz Inshany, saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12) malam.
Bertolak dari Maluku, dia mengarungi laut dengan menumpang kapal Pelni selama lima hari. “Kapal laut ini melewati Banda, Ambon, Baobao, Surabaya, dan tiba di Jakarta,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, 212 telah menjadi icon, dimana kaum muslimin melepas semua kepentingan untuk membela satu kesatuan, yaitu Tauhid. “212 ini awal kebangkitan umat Islam dengan simbol Tauhid,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa belum lama ini terjadi dugaan penodaan agama dari tokoh nasional, dimana kaum muslimin melakukan protes, namun belum menemukan hasil memuaskan. “Jadi kami datang ke sini untuk menunjukan dimana kita berada dan berpihak, yaitu pihak yang membela Islam dan Rasulullah SAW,” ujarnya.
“Kita tidak tahu apa yang dilakukan ini berdampak, masalah hasil itu urusan Allah,” imbuhnya.
Dia berharap kegiatan ini mendapat keberkahan, dimana semua berkumpul untuk melaksanakan qiyamul lain, tausiyah dan ibadah lain. “Mudah-mudahan kita mendapat keberkahan dari itu semua,” katanya. [iin]
“Kami sekeluarga datang jauh-jauh dari Maluku melihat 212 ini momentum persatuan umat Islam, dimana lintas elemen, lintas organisasi dan lintas golongan semuanya bersatu disini dalam momentum ukhuwah Islamiyah,” kata Ustaz Inshany, saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12) malam.
Bertolak dari Maluku, dia mengarungi laut dengan menumpang kapal Pelni selama lima hari. “Kapal laut ini melewati Banda, Ambon, Baobao, Surabaya, dan tiba di Jakarta,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, 212 telah menjadi icon, dimana kaum muslimin melepas semua kepentingan untuk membela satu kesatuan, yaitu Tauhid. “212 ini awal kebangkitan umat Islam dengan simbol Tauhid,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa belum lama ini terjadi dugaan penodaan agama dari tokoh nasional, dimana kaum muslimin melakukan protes, namun belum menemukan hasil memuaskan. “Jadi kami datang ke sini untuk menunjukan dimana kita berada dan berpihak, yaitu pihak yang membela Islam dan Rasulullah SAW,” ujarnya.
“Kita tidak tahu apa yang dilakukan ini berdampak, masalah hasil itu urusan Allah,” imbuhnya.
Dia berharap kegiatan ini mendapat keberkahan, dimana semua berkumpul untuk melaksanakan qiyamul lain, tausiyah dan ibadah lain. “Mudah-mudahan kita mendapat keberkahan dari itu semua,” katanya. [iin]