RIDHMEDIA - Pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengungkapkan Turki akan memberikan dukungan militer kepada pemerintah Libya semakin serius.
Lantaran Minggu (23/12), Erdogan dalam pidatonya di Provinsi Kocaeli mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan dukungan militer apa saja yang akan diberikan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Serraj.
"Kami akan mengevaluasi semua jenis dukungan militer termasuk opsi darat, laut dan udara jika perlu," kata Erdogan seperti dimuat Al Jazeera.
Erdogan bahkan mengatakan Libya adalah negara yang akan dia dukung dengan nyawanya.
GNA sendiri selama beberapa bulan terakhir tengah berkonflik dengan komandan militer pemberontak Libya, Khalifa Haftar. Sementara Turki memdukung GNA, Haftar memiliki garda pendukung dari Mesir, Uni Emirat Arab, Yordania, Arab Saudi, dan Rusia.
Dukungan dari Turki mengikuti ditekennya perjanjian peningkatan kerja sama militer dan batas-batas laut Mediterania dengan Libya. Padahal, negara-negara yang memiliki klaim atas wilayah yang kaya akan hidrokarbon tersebut termasuk Yunani, Israel, dan Mesir.
"Tidak ada yang harus datang kepada kita dengan upaya untuk mengecualikan kita, menjebak kita di pantai kita sendiri atau mencuri kepentingan ekonomi kita. Kami tidak berniat memulai konflik dengan siapa pun tanpa alasan, atau merampas hak siapa pun," lanjut Erdogan.
Dukungan militer yang digaungkan oleh Turki untuk Libya juga tidak sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengembargo senjata untuk Libya untuk mencegah konflik berdarah terus berlangsung. [rml]
Lantaran Minggu (23/12), Erdogan dalam pidatonya di Provinsi Kocaeli mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan dukungan militer apa saja yang akan diberikan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Serraj.
"Kami akan mengevaluasi semua jenis dukungan militer termasuk opsi darat, laut dan udara jika perlu," kata Erdogan seperti dimuat Al Jazeera.
Erdogan bahkan mengatakan Libya adalah negara yang akan dia dukung dengan nyawanya.
GNA sendiri selama beberapa bulan terakhir tengah berkonflik dengan komandan militer pemberontak Libya, Khalifa Haftar. Sementara Turki memdukung GNA, Haftar memiliki garda pendukung dari Mesir, Uni Emirat Arab, Yordania, Arab Saudi, dan Rusia.
Dukungan dari Turki mengikuti ditekennya perjanjian peningkatan kerja sama militer dan batas-batas laut Mediterania dengan Libya. Padahal, negara-negara yang memiliki klaim atas wilayah yang kaya akan hidrokarbon tersebut termasuk Yunani, Israel, dan Mesir.
"Tidak ada yang harus datang kepada kita dengan upaya untuk mengecualikan kita, menjebak kita di pantai kita sendiri atau mencuri kepentingan ekonomi kita. Kami tidak berniat memulai konflik dengan siapa pun tanpa alasan, atau merampas hak siapa pun," lanjut Erdogan.
Dukungan militer yang digaungkan oleh Turki untuk Libya juga tidak sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengembargo senjata untuk Libya untuk mencegah konflik berdarah terus berlangsung. [rml]