RIDHMEDIA - Tanda pagar (Tagar) atau hashtag #KepungKedubesChina menjadi trending topic di Twitter Indonesia, Kamis (26/12/2019). Hashtag tersebut tepatnya berada diurutan ketiga setelah #GerhanaMatahariCincin dan #WeWillBeOkeWendy hingga siang ini.
Hashtag #KepungKedubesChina merupakan bentuk protes dari masyarakat atas 'diamnya' pemerintah soal dugaan kasus pelanggaran HAM yang menimpa umat Muslim etnis Uighur di Xinjiang, China.
Warganet pun mengancam akan melakukan gerakan sendiri dengan mengepung Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Jumat besok (27/12/2019). Hal itu disuarakan netizen antara lantatan pemerintah dianggap tidak tegas dalam bersikap.
"For justice For humanity For all. #KepungKedubesChina," tulis pemilik akun @NoeGroHoe.
Hal yang sama juga disuarakan akun @irfansyahputra. Dia mengajak semua elemen masyarak Indonesia turut menyuarakan soal penindasan yang dialami etnis Uighur.
"Yang jauh silahkan mendekat, yang mendekat silahkan merapat. #KepungKedubesChina," imbuh dia.
Bahkan, ada pula netizen yang menyindir pemerintah yang memilih menggunakan cara-cara diplomasi lunak untuk menyuarakan pelanggaran HAM yang menimpa Uighur.
"Kenyang ANGPAO.. MINGKEM soal Uyghur.. #KepungKedubesChina," tulis akun @zulhendribasri.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan sikap pemerintah terhadap dugaan pelanggaran HAM yang menimpa etnis Uighur di Xinjiang China akan menggunakan diplomasi lunak.
"Saya bilang juga ndak ikut campur tapi kita diplomasi lunak. Diplomasi lunak itu artinya tidak ikut campur, ya kita lunak saja seperti saya memanggil Dubesnya. Gimana, oke Indonesia ndak akan intervensi," kata Mahfud kepada wartawan di Kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (25/12/2019).
Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah ormas Islam di Indonesia berencana menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China di Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Ketum FPI Ahmad Sobri Lubis mengatakan, unjuk rasa dalam rangka merespons dugaan penindasan etnis Muslim Uighur di Xianjiang, China. [mc]
Hashtag #KepungKedubesChina merupakan bentuk protes dari masyarakat atas 'diamnya' pemerintah soal dugaan kasus pelanggaran HAM yang menimpa umat Muslim etnis Uighur di Xinjiang, China.
Warganet pun mengancam akan melakukan gerakan sendiri dengan mengepung Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Jumat besok (27/12/2019). Hal itu disuarakan netizen antara lantatan pemerintah dianggap tidak tegas dalam bersikap.
"For justice For humanity For all. #KepungKedubesChina," tulis pemilik akun @NoeGroHoe.
Hal yang sama juga disuarakan akun @irfansyahputra. Dia mengajak semua elemen masyarak Indonesia turut menyuarakan soal penindasan yang dialami etnis Uighur.
"Yang jauh silahkan mendekat, yang mendekat silahkan merapat. #KepungKedubesChina," imbuh dia.
Bahkan, ada pula netizen yang menyindir pemerintah yang memilih menggunakan cara-cara diplomasi lunak untuk menyuarakan pelanggaran HAM yang menimpa Uighur.
"Kenyang ANGPAO.. MINGKEM soal Uyghur.. #KepungKedubesChina," tulis akun @zulhendribasri.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan sikap pemerintah terhadap dugaan pelanggaran HAM yang menimpa etnis Uighur di Xinjiang China akan menggunakan diplomasi lunak.
"Saya bilang juga ndak ikut campur tapi kita diplomasi lunak. Diplomasi lunak itu artinya tidak ikut campur, ya kita lunak saja seperti saya memanggil Dubesnya. Gimana, oke Indonesia ndak akan intervensi," kata Mahfud kepada wartawan di Kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (25/12/2019).
Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah ormas Islam di Indonesia berencana menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China di Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Ketum FPI Ahmad Sobri Lubis mengatakan, unjuk rasa dalam rangka merespons dugaan penindasan etnis Muslim Uighur di Xianjiang, China. [mc]