Ustadz Tengku: Kita Lihat Partai Apa Saja yang Tidak Dukung Pansus Jiwasraya Gate

Ridhmedia
30/12/19, 11:27 WIB
Ridhmedia - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid ikut mendorong wacana pembentukan panitia khusus Jiwasraya Gate di DPR. Pansus ini diharapkan dapat mengurai masalah pembayaran asuransi perusahaan pelat merah itu.
"Tahun 2019 akan segera berganti, pembentukan Pansus Jiwasraya Gate di DPR RI, sudah menanti," kata Hidayat melalui akun Twitter @hnurwahid, hari ini.

Hidayat mengatakan pimpinan-pimpinan partai, mulai dari Partai Demokrat, PDI Perjuangan, PKB, Gerindra, dan PKS sudah mendukung pembentukan pansus. 
"Agar keadilan hukum tegak, korupsi diberantas, uang nasabah dikembalikan," kata Hidayat.
Dukungan pembentukan pansus tak hanya dari kalangan politisi Senayan, tetapi juga dari Wakil Sekretaris Jenderal Mejelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain. Melalui akun Twitter @ustadtengkuzul, dia ingin tahu partai mana yang menolak mendukung pembentukan pansus.
Tengku Zulkarnain mengapresiasi sikap PKS yang ikut mendukung pembentukan Pansus Jiwasraya Gate.
"PKS setuju pembentukan Pansus Jiwasraya agar siapa saja yang kecipratan duit korupsi itu bisa dibeberkan dan dihukum. Bravo PKS. Salut...!" kata dia. 
"Kita lihat partai apa saja yang tidak mendukung pansus," Tengku Zulkarnain menambahkan.
Anggota Komisi VI DPR Marwan Jafar meminta pemerintah untuk lebih serius menyelesaikan skandal yang terjadi di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) karena permasalahannya sudah berlangsung lama dan kompleks.
"Kami memperkirakan permasalahan yang terjadi bisa mencapai puluhan masalah yang membelit asuransi pelat merah itu," ujarnya di Pati, Jawa Tengah, kemarin, dalam laporan Antara.
Dia mengatakan untuk menuntaskan permasalahan tersebut DPR akan membentuk pansus untuk membedah persoalan di Jiwasraya satu per satu.
Menurut dia keberadaan Pansus tidak perlu ditakutkan karena DPR justru ingin membantu mengurai persoalan dengan terlebih dahulu membedahnya secara menyeluruh.
"Membedah Jiwasraya mulai soal manajemen risiko, salah investasi atau tidak, hingga ada atau tidaknya window dressing. Window dressing itu mempercantik laporan keuangan untuk menyenangkan pemegang saham," ujarnya. [ak]
Komentar

Tampilkan

Terkini