RIDHMEDIA - Usul Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang meminta agar pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) dikembalikan ke MPR disoal oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang KH Salahuddin Wahid.
Pria yang akrab disapa Gus Sholah ini menilai PBNU tidak taat asas dalam menyampaikan usul tersebut. "Saya juga pikir mestinya PBNU tanfidziyah dan Syuriah bicara soal ini. Tapi ini pun masalah yang penting hanya dibicarakan dua ini. Mestinya dibawa ke Muktamar menurut saya. Terlalu penting untuk dibicarakan hanya oleh pengurus harian menurut saya. Jadi itu dari segi prosedural ya," ujarnya di kediamannya, Jalan Bangka 10, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2019).
Sedangkan dari segi substansi, Gus Sholah lebih memilih pemilihan langsung ketimbang dikembalikan ke MPR. Dia mengatakan, PP Muhammadiyah juga setuju dengan pemilihan secara langsung.
"Kalau pemilihan melalui MPR, tidak ada Jokowi, tidak ada Ahok, tidak ada Anies Baswedan, tidak ada Ridwan Kamil, tidak ada orang-orang yang bagus, jadi yang muncul adalah oligarki. Kita kan melihat nama-nama yang muncul tadi kan punya prestasi yang baik, jadi sayang sekali kalau kita kembali ke aturan yang lama, Tidak memungkinkan orang-orang baik bisa muncul," ujarnya.
Kendati demikian, dia tidak berencana menegur Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. "Saya tidak punya hak untuk menegur. Saya cuma menyampaikan pendapat saja. Begitu banyak pendapat macam-macam gitu ya. Saya pikir kita harus menyampaikan pendapat yang bisa menengahi," ungkapnya. [sn]