RIDHMEDIA - Sejak pekan lalu, sejumlah media internasional memberitakan pria Uganda yang punya bau kentut 'mematikan'. Karena kentutnya mampu membunuh nyamuk, kabarnya pria ini sampai dibayar oleh perusahaan obat nyamuk.
Seperti diberitakan oleh Mirror.co.uk, pria bernama Joe Rwamirama (48) ini mengklaim bau kentutnya bisa membunuh nyamuk dari jarak 6 meter. Tidak diketahui pasti penyebabnya, namun ia mengaku tidak punya diet khusus.
"Saya makan makanan biasa seperti orang lain tapi tidak ada serangga yang bisa mendarat di kaki saya, bahkan terbang," tulis media tersebut, mengutip wawancara Joe dengan talkofnaija.com.
Benarkah kabar tersebut? Adalah snopes.com, situs penelusur dan pembedah kabar bohong yang mengungkap fakta di balik kehebohan tersebut. Dikatakan, berita yang terlanjur menyebar luas itu awalnya berasal dari situs parodi berbahasa Afrika, Ihlayanews.
"Situs ini mencantumkan disclaimer 'nuusparodie waarvan jy hou', yang artinya 'berita parodi yang Anda suka" dalam bahasa Afrika," tulis Snopes.
Artikel yang dipublikasikan dalam situs tersebut dikatakan tak lebih dari sekadar satir dan lelucon. Beberapa mungkin mengandung kebenaran, tetapi diusahakan benar-benar fiksi dan ditujukan untuk mendewasakan pembaca dengan 'dark sense of humour'.[dtk]
Seperti diberitakan oleh Mirror.co.uk, pria bernama Joe Rwamirama (48) ini mengklaim bau kentutnya bisa membunuh nyamuk dari jarak 6 meter. Tidak diketahui pasti penyebabnya, namun ia mengaku tidak punya diet khusus.
"Saya makan makanan biasa seperti orang lain tapi tidak ada serangga yang bisa mendarat di kaki saya, bahkan terbang," tulis media tersebut, mengutip wawancara Joe dengan talkofnaija.com.
Benarkah kabar tersebut? Adalah snopes.com, situs penelusur dan pembedah kabar bohong yang mengungkap fakta di balik kehebohan tersebut. Dikatakan, berita yang terlanjur menyebar luas itu awalnya berasal dari situs parodi berbahasa Afrika, Ihlayanews.
"Situs ini mencantumkan disclaimer 'nuusparodie waarvan jy hou', yang artinya 'berita parodi yang Anda suka" dalam bahasa Afrika," tulis Snopes.
Artikel yang dipublikasikan dalam situs tersebut dikatakan tak lebih dari sekadar satir dan lelucon. Beberapa mungkin mengandung kebenaran, tetapi diusahakan benar-benar fiksi dan ditujukan untuk mendewasakan pembaca dengan 'dark sense of humour'.[dtk]