RIDHMEDIA - Ide membuat komik bisa dari mana saja, termasuk komik karya Tomomi Shimizu ini. Pria berusia 50 tersebut membuat komik yang mengisahkan perempuan Uyghur bernama Mihrigul Tursun.
Bagi yang belum tahu, Uyghur merupakan suku minoritas di Republik Rakyat Tiongkok. Mayoritas dari mereka menggunakan bahasa sendiri, bahasa Uyghur. Juga memeluk agama Islam. Publik dunia sempat menaruh perhatian lebih pada suku ini. Sebab diduga mereka kerap mendapatkan diskriminasi dan kekerasan.
Nah, Tomomi membuat komik berdasarkan kisah seorang perempuan Uyghur yang ditahan dan menerima kekerasan di Tiongkok setelah melahirkan anak kembar tiga di Mesir.
Manga berjudul ‘Apa yang Terjadi Padaku’ itu beberapa hari belakangan viral.
Komik hitam putih itu sendiri mengisahkan tentang penyiksaan yang dialami perempuan tersebut. Komik Shimizu mengilustrasikan bagaimana perempuan Uyghur itu diikat di kursi dan berulang kali disiksa dengan sengatan listrik. Menurut komik putra ketiga dari kembar tiga itu jatuh sakit, dan satunya meninggal.
Manga yang diupload di twitter @swim_shu itu sudah diretweet sebanyak 87 ribu, dan dilihat sebanyak 2,5 juta. Kini komik itu pun telah di-translate dalam Bahasa Inggris, Mandarin, Uyghur dan beberapa bahasa lain.
Banyak netizen yang ingin agar tema komik tersebut diajarkan di sekolah. Bahkan ada yang minta dibuatkan komik tentang krisis di Hongkong.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari Shimizu. Shimizu sendiri pernah merilis komik berjudul ‘Tidak Ada yang Mengatakan Nama Negara’, April tahun ini. Karya itu juga bercerita tentang perempuan Uyghur yang disiksa.
Bagi Shimizu, Tiongkok sebagai negara yang punya banyak misteri. “Menceritakan sesuatu tentang mereka melalui manga adalah misiku,” ucapnya seperti dikutip dari Japan Times. Shimizu juga punya rencana akan bikin komik dari perspektif kesaksian di masa mendatang.
Tiongkok memang punya sistem kebijakan ketat terkait kehidupan suku Uyghur dan muslim minoritas di Xianjiang. Dilansir dari Tempo, ada dokumen internal Partai Komunis Cina yang diberhasil didapat oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Isinya tentang data penindakan minoritas kaum Uyghur.
Sebelumnya New York Times juga memperoleh dokumen internal Partai Komunis Cina yang disebut Xinjiang Papers. Dokumen itu berisi tentang arahan partai kepada pejabat untuk melakukan penahanan secara masif pada suku Uyghur.