RIDHMEDIA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembiayaan defisit APBN hingga akhir November 2019 telah mencapai Rp 442 triliun atau 2,29% terhadap PDB. Angka ini tercatat tumbuh 21,8% dibandingkan tahun lalu atau sudah 123,3% terhadap APBN.
Realisasi tersebut membuat pembiayaan defisit tahun ini telah mentok karena telah melebihi target pembiayaan defisit tahun ini.
"Pembiayaan defisit akhir November 2,29% sebesar Rp 442,9 triliun atau sudah di atas target pembiayaan tahun ini Rp 359 triliun," katanya dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Adapun pembiayaan utang dari surat berharga negara per akhir November 2019 sebesar Rp 465,1 triliun. Dan pembiayaan utang lewat pinjaman Rp 22,2 triliun.
"Realisasi pembiayaan utang kita karena adanya front loading sehingga akhir tahun ini sudah fully funded dari probabilty kita. Bulan Desember kita harap defisit menurun dan dekati 2,2%" kata Sri Mulyani.
Adapun realisasi defisit APBN hingga akhir November 2019 ada di level 2,29%. Kementerian Keuangan mencatat defisit mulai berkurang per 13 Desember 2019 ke angka 2,21%.
Namun, defisit APBN diproyeksi akan melebar hingga akhir 2019. Defisit diproyeksi menjadi 2,29% dari GDP atau sebesar Rp 368,9 triliun. Angka tersebut lebih lebar dari proyeksi dalam asumsi APBN 2019 yang dipatok 1,84% dari GDP.
"Estimasi pelebaran defisit kita 1,84% atau Rp 296 triliun akan melebar 2,29% dari GDP atau Rp 368 triliun," kata Sri Mulyani. [dtk]
Realisasi tersebut membuat pembiayaan defisit tahun ini telah mentok karena telah melebihi target pembiayaan defisit tahun ini.
"Pembiayaan defisit akhir November 2,29% sebesar Rp 442,9 triliun atau sudah di atas target pembiayaan tahun ini Rp 359 triliun," katanya dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Adapun pembiayaan utang dari surat berharga negara per akhir November 2019 sebesar Rp 465,1 triliun. Dan pembiayaan utang lewat pinjaman Rp 22,2 triliun.
"Realisasi pembiayaan utang kita karena adanya front loading sehingga akhir tahun ini sudah fully funded dari probabilty kita. Bulan Desember kita harap defisit menurun dan dekati 2,2%" kata Sri Mulyani.
Adapun realisasi defisit APBN hingga akhir November 2019 ada di level 2,29%. Kementerian Keuangan mencatat defisit mulai berkurang per 13 Desember 2019 ke angka 2,21%.
Namun, defisit APBN diproyeksi akan melebar hingga akhir 2019. Defisit diproyeksi menjadi 2,29% dari GDP atau sebesar Rp 368,9 triliun. Angka tersebut lebih lebar dari proyeksi dalam asumsi APBN 2019 yang dipatok 1,84% dari GDP.
"Estimasi pelebaran defisit kita 1,84% atau Rp 296 triliun akan melebar 2,29% dari GDP atau Rp 368 triliun," kata Sri Mulyani. [dtk]