Ridhmedia - Harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia turun per 5 Januari lalu. Penurunan harga terbilang mengejutkan lantaran terjadi di saat ketegangan Iran dan Amerika Serikat meningkat pasca kematian Pasukan Elite Quds Garda Revolusi Islam (IRGC), Letnan Jenderal Qassem Soleimani.
Pasalnya, setelah kematian Soleimani, harga minyak dunia melonjak ke harga 63 dolar AS per barel, angka yang sama dengan asumsi BBM di APBN 2020.
Banyak kalangan mengklaim harga BBM turun karena jasa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero), Tbk.
Namun klaim itu buru-buru dibantah oleh Wakil Ketua MPR RI Syarief Hassan. Menurutnya, penurunan harga BBM tidak ada sangkut pautnya dengan kehadiran Ahok di Pertamina.
“Ya engak ada lah, enggak ada lah,” kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu saat ditemui di kantornya, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1).
Dia mengatakan penurunan harga BBM, merupakan kebijakan dari pemerintah dan bukan karena Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
“Enggak ada saya pikir sih, itu kan kebijakan pemerintah kita enggak lihat orang per orang ya. Kita melihat dari pemeritnah,” tandasnya.(rmol)