Berawal Honor Kerjasamanya Dengan Pemrov Kalltara Tak Dibayar, Seorang Wartawan Terlilit Hutang Dan Akan Donorkan Ginjalnya

Ridhmedia
04/01/20, 03:55 WIB
Oleh: Eddy Santry, Ketua Relawan Jokowi di Kaltara

Simpang siur mengenai kabar bahwa seorang Wartawan salah satu media nasional yang akan mendonorkan ginjalnya ahirnya terjawab. ES, wartawan yang belakangan namanya banyak diperbincangkan publik Kaltara bahkan di jagad maya terutama twitter tersebut membenarkan perihal kabar terkait rencana donor ginjalnya tersebut.

"Ya, benar. Seperti kabar yang beredar itu, saya memang dengan terpaksa harus akan mendonorkan ginjal saya dengan konpensasi penerima ginjal saya nanti bersedia membayarkan hutang saya. Tidak lebih dari itu," tutur ES saat dikonfirmasi Redaksi, Senin (30/12/2019).

Pria yang juga Ketua salah satu kelompok Relawan Jokowi di Kaltara tersebut mengungkapkan bahwa hutangnya yang harus dibayar sejumlah Rp. 41 juta. Ia juga tak membantah ketika disinggung mengenai kabar bahwa keterpaksaan dirinya mendonorkan ginjal tersebut berawal dari honor kerjasamanya dibidang media dengan Humas Pemprov Kalimantan Utara (Kaltara) tak diterimanya.

"Kabar itu juga sangat benar. Seandainya waktu itu Humas Pemprov Kaltara membayar Hak atas kewajiban yang telah saya kerjakan sesuai kesepakatan, tentu saya dapat membayar duit talangan dari pihak lain dan saya tak nanggung hutang yang kian hari terus membengkak seperti ini," paparnya.

Pria yang juga salah satu pimpinan PC GP Ansor Nunukan tersebut menilai, kendati kerjasamanya tanpa kontrak tertulis diawal, Humas Pemrov Kaltara seharusnya dapat menjaga konsistensinya. Mengingat ia sudah menyelesaikan kewajiban yang telah dikerjakanya.

ES mengakui bahwa ia tak langsung berhubungan dengan Humas Pemprov Kaltara melainkan melalui perantara seseorang yang menawarkan kerjasama tersebut pada ahir 2018 dan dimulai minggu kedua Januari 2019. Namun ES menegaskan, dari pesan melalui aplikasi Whastapp yang masih disimpanya, sangat jelas bahwa 2 kali pencairan honornya melalui Humas Pemprov Kaltara.

"2 kali pencairan honor, saya diwajibkan mengajukan permohonan ke Humas Pemprov Kaltara melalui seseorang. Kalau ada yang menyebut bahwa kerjasama kami illegal, tolong audit sumber dana untuk membayar saya dan media lain di dua periode sebelumnya," tandasnya.

Ketika disinggung keterkaitan dengan rencana donor ginjalnya, ES menuturkan bahwa honor atas kewajiban yang telah dikerjakanya seharusnya cair di pertengahan bulan September 2019. Sehingga berpegang dari pengalaman sebelumnya, ia tak ragu untuk mengambil dana talangan pada saat anaknya memerlukan biaya kuliah yang dibarengi dengan keperluan mendadak lainya.

Namun pada tanggal 15 September 2019, ia dihubungi oleh seseorang yang biasa mengurus admistrasinya bahwa pihak Humas Pemprov Kaltara tak bersedia membayar pekerjaanya dengan alasan tidak ada anggaran. Ia lantas menghubungi pihak Humas Pemrov Kaltara namun menurutnya akses komunikasi justru diblokirnya.

Tak patah semangat mengejar Hak nya, ES lantas meminta bantuan Menteri Dalam Negeri yang kala itu dijabaf Tjahjo Kumolo untuk menghubungi Gubernur Kaltara Irianto Lambrie. Namun lagi - lagi, dari Tjahjo Kumolo pun ia mendapat jawaban dari Gubernur Kaltara bahwa tidak adanya alokasi anggaran untuk terkait honornya.

Karena pihak tempat ia mengambil dana talangan tersebut terus mendesak bahkan dengan bunga yang semakin hari kian membengkak, ES dengan terpaksa berencana mendonorkan ginjalnya. Terkait hal ini, ES pun mengungkapkan akan didampingi Pengacara dan beberapa kelompok Relawan Jokowi seperti #99 menyatakan kesiapanya mendampingi dirinya.

"Rasa tanggung jawab untuk melunasi hutang Itulah yang mendasari saya terpaksa mendonorkan ginjal saya. Secara rincinya, silahkan hubungi Bung Akbar, beliau pengacara saya yang ikhlas membantu secara prodeo mesalah saya ini," pungkasnya
Komentar

Tampilkan

Terkini