RIDHMEDIA - Penolakan kaum buruh atas Rancangan UU (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja tidak main-main.
Setelah berunjuk rasa di Parkir Timur Senayan dan melakukan longmarch ke Gedung DPR, ribuan buruh yang tergabung Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengancam akan melakukan aksi massa yang lebih besar lagi.
Ancaman itu akan bener terwujud jika pemerintah tetap memaksakan kehendak dengan terburu-buru mengupayakan RUU yang mereka sebut “cilaka” itu .
Ancaman disampaikan langsung Presiden KSPI, Said Iqbal kepada wartawan seusai melakukan audiensi dengan Pimpinan DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/1).
"Kalau pemerintah terburu-buru pasti akan ada gerakan aksi yang lebih besar," tegasnya.
Iqbal mengungkapkan, hampir semua basis gerakan dan serikat buruh di Indonesia tidak ada yang sepakat dengan RUU Omnibus Law Cilaka yang digaungkan oleh pemerintah untuk 100 hari kerjanya.
"Semua serikat buruh menolak Omnibuslaw. Tidak ada satupun menerima. Boleh diperiksa," bebernya.
Karena itu, Iqbal berharap besar kepada pemerintah tidak terburu-buru dalam meloloskan RUU yang dinilai buruh sangat diskriminatif dan merugikan.
“Kita setuju investasi, investasi kan mengarah kepada pertumbuhan ekonomi. Tapi investasi yang diminta presiden yang dituangkan dalam omnibus law itu justru mendowngrade, tidak ada perlindungan terhadap buruh," pungkasnya.
sumber: rmol.id