Ridhmedia - Presiden PKS Sohibul Iman menyoroti tanggapan para menteri Kabinet Indonesia Maju soal ribut-ribut perairan Natuna, salah satunya pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dia nilai tak tegas karena menyebut China sebagai sahabat. Gerindra menyayangkan sikap PKS.
Juru bicara Partai Gerindra Habiburokhman awalnya meminta Sohibul Iman tak mempertentangkan pernyataan Menlu Retno LP Marsudi dan Prabowo Subianto. Menurutnya, sikap Prabowo dan Menlu sama yakni damai dengan tetap mempertahankan kedaulatan Natuna.
"PKS jangan pertentangkan antara Bu Menlu dan Pak Menhan. Maksud Pak Prabowo ya damai dalam konteks tetap menjaga kedaulatan. Saya pikir diplomasi negara-negara di seluruh dunia ya seperti itu, kalau bisa cari solusi damai," kata Habiburokhman, Selasa (7/1/2019).
Habiburokhman meminta tak ada framing mengenai nasionalisme Prabowo. Kepada PKS Habiburokhman menyatakan Prabowo sudah bertaruh nyawa untuk RI sebelum partai itu lahir.
"Jangan juga framing soal nasionalisme Pak Menhan. Sebelum PKS lahir Pak Prabowo sudah puluhan tahun pertaruhkan nyawa untuk Merah Putih," tegas Habiburokhman.
"Kalau urusan kedaulatan seperti ini baiknya kita bersatu, jangan goreng-goreng politiklah," imbuh dia.
Sohibul Iman sebelumnya menyebut tanggapan para menteri yang tak seragam soal Natuna membuat Indonesia terlihat lemah di mata negara lain.
"Jadi kalau diksinya dia (China) sahabat, jangan dibesar-besarkan, itu nggak ada ketegasan sama sekali. Walau kemudian alasan ini adalah bagian dari diplomasi, yang harus diplomasi seperti itu justru Menlu (Menteri Luar Negeri) sebetulnya, yang ini harusnya lebih tegas, kok terbalik. Menlu tegas, malah yang ini justru berdiplomasi," kata Sohibul di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (6/1). [dt]