RIDHMEDIA - Harapan besar Presiden Joko Widodo kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto seperti pupus.
Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto yang digadang Jokowi punya jurus menyelesaikan defisit yang dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selama empat tahun terakhir, ternyata tidak sesuai ekspektasi.
Pada 4 Desember lalu, tepat saat menginspeksi RSUD Kota Cilegon, Banten, Jokowi dengan bangga mengatakan akan mengatasi masalah BPJS Kesehatan. Jurusnya, kata dia, sudah dikantongi oleh Terawan.
“Menkes sudah menyampaikan di ratas kemarin, tahun depan jurusnya sudah ketemu," sesumbar Jokowi kala itu.
Namun fakta berkata lain. Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR kemarin, Senin (20/1), Terawan seperti mengibarkan bendera putih menghadapi BPJS Kesehatan. Purnawirawan jenderal bintang tiga itu menyampaikan kekecewaannya lantaran usulan yang dia sampaikan tidak dilakukan Fachmi Idris cs.
Alhasil, di depan para dewan Terawan tegas menyatakan tidak memiliki solusi untuk BPJS Kesehatan.
"Percuma mengatakan pendapat dan tidak bisa dilaksanakan. Saya tidak punya solusi kalau tidak bisa dilaksanakan," terangnya.
Adapun permintaan yang tidak dilaksanakan BPJS Kesehatan mengenai hasil rapat di Komisi IX DPR akhir tahun lalu. Di mana ada kesepakatan pemerintah tetap memberikan subsidi kepada Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) kelas III.
Alternatif untuk subsidi ini diambil dari surplus kenaikan iuran di kelas lain. Tapi kini BPJS Kesehatan tetap memberlakukan kenaikan iuran pada peserta PBPU dan BP Kelas III
Anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay sempat heran dengan pernyataan Terawan yang lempar handuk. Pasalnya, ini menjadi kali pertama dia menemui seorang menteri yang tidak mempunyai solusi.
“Baru kali ini. Sangat tidak lazim," heran politisi PAN itu.[rmol]