RIDHMEDIA - Penceramah kondang KH Abdullah Gymnastiar atau yang populer disebut Aa Gym buka suara soal kritikan pegiat media sosial Abu Janda atau Permadi Arya pasca dirinya membela Gubernur DKI Anies Baswedan.
Anies sebelumnya banyak dibully karena kinerjanya yang dianggap tak becus atasi banjir.
Kiayi asal Bandung, Jawa Barat itu menanggapi santai kritikan Abu Janda yang menganggapnya rasis tersebut.
“Gak usah ditanggapin teh, didiamkan saja,” tutur Abdullah Gymnastiar kepada Tagar melalui pesan singkatnya seperti melansir tagar.id.
Saat ditanyakan kenapa mendiamkan kritik keras Abu Janda, Aa Gym pun diam tak mau menjawab.
Untuk diketahui, postingan Permadi Arya atau Abu Janda sempat viral di Twitter dan Facebook. Dalam postingan Abu Janda tersebut, Abu Janda mengkritik keras Aa Gym yang dinilai rasis. Berikut postingan-nya;
“Assalamualaikum Aa Gym, punten Aa Gym dulu banjir zamannya Ahok Aa Gym nyinyir."
"Sekarang, zaman Anies bela. Jadi tokoh agama kok ngajarin rasis?
Yang becus kerja dinyinyirin gara-gara beda agama, dan yang gak becus kerja dibela karena seiman.
Aa tahu gak, banjir Jakarta zaman Anies terparah dalam sejarah DKI sampai jatuh korban jiwa. Gara-gara Anies gak mau gusur warga bantaran sungai untuk pelebaran sungai demi pencitraan karena mau nyapres, tapi sampai ngorbanin warga DKI.
Lagian, hari gini endorse ulama udah gak laku Aa. Kemarin Aa endorse Prabowo nyatanya Prabowo kalah. Warga sudah tahu, sudah cerdas memilih pemimpin berdasarkan kinerja buka agama.
Jangan ngobral Islam demi syahwat politik. Malu sama sorban Aa.
Sebelumnya Abdullah Gymnastiar atau yang populer disebut Aa Gym dalam ceramahnya membela Anies Baswedan, berikut pembelaannya.
“Saya kira orang yang sangat beruntung itu Gubernur DKI sekarang. Dikit-dikit dicari kesalahannya, di-bully. Saya bayangkan dia di akhirat untung betul. Kekurangan sedikit saja dikoreksi, kelebihannya tak dipuji. Ini karunia besar.
“Jadi gubernur mah berapa lama sih? Paling lama 2 periode, atau 1 periode, yang lama itu di akhirat. Salah satu karunia kalau berbuat baik tidak dihargai, supaya semakin sempurna keikhlasannya dan gugur dosa-dosanya.”[ljc]